Jakarta, Beberapa orang khawatir karena memiliki fantasi seksual yang aneh-aneh karena takut menyakiti perasaan pasangan. Bahkan kekhawatiran ini bisa berlanjut karena dianggap sebagai indikasi ada sesuatu yang salah dalam hubungan atau kehidupan seks yang kurang harmonis. Pada kenyataannya, berfantasi seks itu wajar dan sah-sah saja dialami.
Beberapa orang jarang atau bahkan tidak pernah memiliki fantasi seksual. Namun di sisi lain, beberapa orang ada yang menggunakan fantasi untuk merangsang libido. Otak pada dasarnya merupakan organ seks yang paling penting. Otak memberitahu tubuh saat merasa terangsang atau ketika menginginkan sesuatu yang sedikit berbeda.
"Umumnya, fantasi yang sehat adalah berfantasi seksual tentang pasangan, orang asing, selebriti atau kenalan. Fantasi seksual tidak dimaksudkan untuk dilakukan dalam kehidupan nyata," kata Dr Gabrielle Morrissey, seksolog sekaligus konsultan dan peneliti seks seperti dilansir Bodyandsoul.com, Jumat (8/6/2012).
Dr Morrissey menuturkan, fantasi lebih akurat digambarkan sebagai hasrat seksual atau keinginan yang tidak terpenuhi. Fantasi tinggal di alam imajinasi sebagai bahan bakar untuk meningkatkan gairah seksual dan kesenangan. Karena fantasi besifat pribadi, seringkali orang penasaran apakah pasangannya secara teratur berpikir tentang orang lain ketika sedang bersamanya.
Fantasi dapat menjadi penyaluran yang sehat. Tetapi jika terlalu mengandalkannya sampai tidak bisa terangsang dengan pasangan tanpa berfantasi, atau lebih suka berfantasi daripada melakukan hal yang nyata dengan kekasih, maka hal ini bisa menjadi masalah.
"Jika berfantasi selama bercinta dengan pasangan, sebagian besar pasangan akan ingin tahu dan mungkin lebih baik tidak usah diceritakan kecuali pasangan adalah sosok yang difantasikan. Fantasi seringkali hanya berfungsi untuk kesenangan diri yang sesaat," kata dr Morrissey.
Beberapa pasangan mungkin ingin membumbui kehidupan seksnya dengan cara berbagi fantasi lewat membaca cerita erotis bersama atau saling menceritakan fantasi saat melakukan foreplay.
Meceritakan fantasi seksual yang tidak pantas, terutama yang tidak lazim, dapat membuat pasangan tidak nyaman. Saat itu terjadi, ada baiknya meminta saran dari terapis. Tapi sekali lagi, karena fantasi tidak dimaksudkan untuk diwujudkan dalam kehidupan nyata, biasanya fantasi hanya dibiarkan di dalam angan.
"Sebenarnya terserah apakah ingin berbagi fantasi kepada pasangan atau tidak, tergantung pada jenis hubungan yang dimiliki. Sama seperti bernegosiasi tentang aspek lain dari kehidupan seks, fantasi bersifat pribadi dan terserah seberapa banyak atau seperti apa yang akan diceritakan kepada pasangan," kata dr Morrissey.
Tapi dr Morrissey menegaskan bahwa fantasi bisa sangat menyehatkan bagi sebuah hubungan dan bukan merupakan tanda adanya sesuatu yang salah atau kurang. Banyak pasangan yang saling menceritakan fantasinya justru kemudian menjadi lebih intim.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar