VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan dua kebijakan untuk menahan membengkaknya anggaran subsidi, menyusul batalnya rencana kenaikan bahan bakar minyak beberapa waktu lalu.
Presiden mengatakan, harga minyak mentah yang tinggi dan meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak telah membuat subsidi energi membengkak. Pada 2010, subsidi energi menelan Rp140 triliun. Angka ini melonjak menjadi Rp256 triliun pada 2011.
"Karena itu, kami perlu mengambil kebijakan tepat dan terarah," kata Presiden di Istana Negara, Jakarta, Selasa 29 Mei 2012.
Kedua kebijakan itu adalah mencegah naiknya defisit dengan menaikkan pendapatan dengan mengoptimalisasi belanja negara, serta mengurangi subsidi dengan penghematan.
Defisit anggaran bisa ditambal dengan meningkatkan pendapatan negara, baik dari pajak maupun nonpajak. Agar penerimaan pajak meningkat tanpa menaikkan tarif, pemerintah akan meningkatkan jumlah wajib pajak dan meningkatkan tingkat kepatuhan.
Pemerintah juga akan meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), khususnya hasil tambang. "Karena itu, kami berharap perusahaan-perusahaan besar, memenuhi kewajibannya," ujar Presiden.
Sementara itu, optimalisasi anggaran bisa dilakukan dengan menunda belanja negara yang tidak penting, meningkatkan belanja modal, dan memprioritaskan anggaran yang cukup untuk pengurangan kemiskinan. (art)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar