VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bertemu dengan sejumlah ilmuwan ahli Indonesia dari Australian National University (ANU).
"Saya datang tidak untuk memberikan pidato politik. Saya ingin belajar dan mendengarkan langsung dari Anda, masukan tentang Indonesia masa depan dari berbagai perspektif," kata Ical memulai pertemuan dengan para Indonesiais di kampus ANU, Camberra, Selasa 22 Mei 2012.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Dekan Fakultas Asia dan Pasific ANU, Prof. Andrew Maclntyre, Prof. Andrew McWilliam, Daniel Suryadarma, Prof. Ross McLeod, Prof. Hal Hil, Prof. Marcus Mietzner, Prof. James Fox, Ed Aspinal, Amrih Widodo dan lain-lain. Ical didampingi Theo L. sambuaga, Rizal Mallarangeng, Tantowi Yahya, Titik Soeharto, Nurul Arifin, dan lain-lain.
Sebelum dialog tertutup dimulai, Ical mengatakan Indonesia sukses mengawal transisi demokrasi dengan beragam problem dan kelemahan. Dan setelah tujuh tahun reformasi, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen, dan tahun depan diprediksi mencapai sekitar 7 persen. "Ini bukan prestasi buruk bagi negara kami. Ini sangat positif membantu kami menguatkan sistem demokrasi," katanya.
Sementara Prof. Hal Hill, pengamat ekonomi dari Australian National University mengatakan Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi hingga 10 persen agar kemajuan bisa dinikmati seluruh masyarakat. "Bila bisa mencapai 10 persen, Indonesia bisa sejajar dengan China dan Korea Selatan," kata dia.
Dialog tertutup ini selain membahas masalah ekonomi, juga perkembangan politik, baik nasional, kawasan maupun internasional.
Home » politik » Ical Minta Masukan Indonesianis di Australia
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar