JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Boy Rafli Amar mengungkapkan, hingga saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) dibantu Inafis Mabes Polri telah mengidentifikasi setidaknya 22 sidik jari korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat.
"Proses yang dilakukan ini cukup panjang, membutuhkan waktu, kecermatan dan ketelitian. Tim dari Inafis Polri sudah membantu, setidaknya ada 22 sidik jari yang bisa diambil dari body part evakuasi di gunung Salak," ujar Boy saat jumpa pers di RS Polri Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (14/5/2012).
22 sidik jari tersebut didapat dari 18 kantong jenazah yang diterima tim DVI sejak evakuasi pertama sabtu lalu. Hingga saat ini sebanyak 25 kantong jenazah telah dikirim ke Jakarta, 4 diantaranya berisi properti korban seperti dompet, kartu tanda penduduk, sepatu, peralatan elektronik dan sebagainya. Sementara 3 kantong jenazah yang baru didatangkan pagi tadi masih diperiksa oleh tim.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan, Kombes Anton Castillani, ke-22 sidik jari tersebut merupakan data awal tim forensik untuk melakukan pencocokan dengan data ante mortem dari pihak keluarga.
"Seperti gigi, DNA, tanda-tanda medik yang akan dicocokkan dari teman-teman di posko ante mortem dari keluarga yang dikumpulkan sejak kemarin di Halim," ujar Anton.
Anton meminta pihak keluarga korban untuk bersabar dalam menunggu proses identifikasi tersebut karena butuh ketelitian lebih dalam mencocokan kedua data yang tersedia. Ia menegaskan akan bekerja semaksimal mungkin dalam proses tersebut.
"Tidak ada sepotong kecilpun yang tidak sampai ke keluarga. Tim kami sudah menyiapkan alamat, nomor telpon kalau ada kabar akan segera dihubungi tim kami," lanjutnya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar