AMBON, KOMPAS.com — Tokoh agama dan tetua adat di Desa Pelauw, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, perlu duduk bersama untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada di Pelauw. Masalah yang ada dan kemudian memicu bentrokan berulang kali hanya bisa diselesaikan oleh masyarakat Pelauw.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman mengatakan hal ini saat bertemu pengungsi konflik Pelauw di Desa Rohomoni, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Rabu (29/2/2012).
”Semua tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tetua adat harus duduk bersama dengan masyarakat. Jika ini dilakukan, pasti ada jalan keluar terbaik yang bisa dicapai,” katanya.
Dia melanjutkan, bentrokan yang terjadi 10 Februari lalu sehingga mengakibatkan enam orang tewas dan 402 rumah rusak, seharusnya tidak perlu terjadi jika tradisi pela gandong yang merupakan warisan budaya leluhur tetap diingat dan menjadi pegangan. Tradisi itu telah dimunculkan nenek moyang sebagai dasar untuk hidup bertoleransi, musyawarah, dan saling menghargai.
Sementara Wakil Bupati Maluku Tengah Imanuel Seipalla mengatakan, belum akan mempertemukan kedua kelompok di Pelauw mengingat amarah warga yang belum reda. Ditanyakan kapan pertemuan dilakukan, Imanuel tidak bisa menjawab secara pasti.
”Sekarang kami masih melakukan pendekatan ke kedua kelompok di Pelauw. Tidak mudah untuk bisa mendamaikan kedua kelompok di Pelauw, tetapi usaha itu tetap kami upayakan,” ujarnya.
Home » Pendidikan » Tokoh Masyarakat Pelauw Perlu Duduk Bersama
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar