VIVAnews - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengaku bahwa upaya penghematan yang dilakukan pemerintah tidak akan cukup untuk menambal jebolnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi saat ini.
Sebab, penghematan yang dilakukan tidak sebanding dengan tingginya konsumsi masyarakat akan komoditas tersebut.
Menurutnya, Kementerian Keuangan tengah mencari langkah antisipasi jika keadaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. "Kita harus siaga kalau kondisinya tidak seperti yang kita harapkan," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Jumat 25 Mei 2012.
Seiring dengan upaya tersebut, kata Agus, langkah lain yang harus ditingkatkan adalah peningkatan penerimaan negara pada tahun ini. Untuk itu, jajaran Kementerian Keuangan harus bekerja lebih keras.
"Badan Kebijakan Fiskal, Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, dan Ditjen Anggaran semua harus mengupayakan penerimaan anggaran yang baik," tambahnya.
Agus juga mewanti-wanti kementerian dan lembaga agar tidak boleh protes jika nanti anggarannya dipotong. Sebab, sudah ada komitmen yang tertuang dalam undang-undang bahwa anggaran K/L dipotong Rp18,9 triliun. Bahkan, jika diperlukan dapat dipotong lebih besar.
"K/L yang akan berkeberatan. Tapi itu tidak ada pilihan, karena sudah disetujui dalam bentuk undang-undang," ujarnya.
Agus menuturkan, semua pihak harus berperan aktif dalam mengatasi masalah ini. Hal itu penting agar perekonomian Indonesia tetap selamat di tengah terpuruknya perekonomian negara maju. "Tidak bisa suatu negara dikendalikan jika pengeluarannya lebih besar dari penerimaannya," tegasnya. (asp)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar