JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun sebelumnya Tim Diseaster Victim Identification (DVI) Nasional telah mengungkapkan bahwa data antemortem (ciri-ciri korban) dinyatakan lengkap, namun masih ada pihak keluarga yang memberikan sampel air liur hari ini.
"Saya stafnya Cornell Sihombing di kantor, ke sini langsung dari Bandung bawa anaknya buat pengecekan. Sebetulnya kemarin sudah komplit semua cuma ada kekurangan sedikit dari DNA," ujar Kumara kepada wartawan di RS Polri Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (14/5/2012).
Pihak DVI sebelumnya mengungkapkan proses identifikasi akan berlangsung lama karena menunggu kelengkapan body parts yang masih dievakuasi dari titik jatuuhnya pesawat, menuju Jakarta. Ia mengaku tidak keberatan dengan kemungkinan lamanya proses tersebut.
"Mau dibilang keberatan gimana, tapi kan ini proses ya kami tetap berharap secepatnya sebaik mungkin biar ke keluarganya tidak simpang siur," lanjutnya.
Hingga saat ini, DVI dibantu Inafis Mabes Polri telah mengidentifikasi setidaknya 22 sidik jari korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat. 22 sidik jari tersebut didapat dari 18 kantong jenazah yang diterima tim DVI sejak evakuasi pertama Sabtu lalu.
Perlu diketahui, hingga saat ini sebanyak 25 kantong jenazah telah dikirim ke Jakarta, 4 diantaranya berisi properti korban seperti dompet, kartu tanda penduduk, sepatu, peralatan elektronik dan sebagainya. Sementara 3 kantong jenazah yang baru didatangkan pagi tadi masih dikerjakan oleh tim.
Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri yang terdiri dari ahli odonthology, ahli antropologi, ahli DNA, ahli patologi dan ahli sidik jari telah mendirikan laboratorium DNA (Deoxiribo Nukleid Acid) di rumah sakit yang saat ini masih bekerja mencocokkan antara body parts yang ada.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar