VIVAnews - Sepuluh mahasiswa Indonesia berhasil
memukau 500 undangan yang hadir Crans Montana, Swiss. Sepuluh mahasiswa
ini berhasil mengundang decak kagum para penonton dengan menyajikan
tari Saman asal Nanggroe Aceh Darussalam dalam acara malam budaya
internasional. Tim Tari Saman berhasil menyabet juara ketiga di acara
ini.
Menurut keterangan tertulis Staf Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss, Budiman Wiriakusumah, tim Tari Saman kembali menuai tepuk tangan dari para tamu undangan yang memadati aula gedung Le Regent, Crans Montana, Minggu 14 November 2011.
Mereka menampilkan Tari Saman dalam acara malam budaya internasional yang digelar kampus Sekolah Manajement Hotel Internasional Les Roches International School of Hotel Management.
Mahasiswa Indonesia yang tampil yakni yaitu Dian Kusumawati, Jane Tanuwijaya; Monica Florencia, Wirjosoekarto, Shindilvi Theresia, Meta Baiduri, Enrica Lukman, Vannesa Chua, Puteri Azman dan Matius Montol.
Mereka telah berlatih secara serius selama hampir 2 bulan dibawah pimpinan Bapak Dodo Abdul Rani, dan berlatih selama kontinyu ketika ada waktu senggang di sela-sela kesibukan kuliahnya.
"Tarian Saman yang mempunyai gerakan dinamis berhasil dibawakan para mahasiswa secara kompak, dan hidup dengan sesekali diselingi oleh lengkingan suara untuk menambah keceriaan gerakan tari," kata Budi.
Menurut Budi, kekaguman penonton tidak dapat dibendung ketika para penari melakukan formasi merentangkan tangan dan penari lainnya berada dalam posisi membungkuk berulang-ulang dari depan ke belakang dan dari belakang ke depan.
Budi menegaskan, gerakan dalam tari Saman, tentunya bukanlah gerakan tari yang mudah, memerlukan penari yang harus berkonsentrasi penuh, berpacu dengan kekompakan dan ritme tarian dimana kesalahan yang sedikit saja menjadi sangat kentara dan membuyarkan konsentrasi serta keindahan tari.
Selain penampilan kebudayaan, mahasiswa Indonesia juga menampilkan stand makanan yang dihiasi dengan pernik khas Indonesia dan tentunya makanan Indonesia seperti rendang, bakwan, bakmi goreng dan nasi goreng.
Acara Malam Budaya Internasional adalah acara bergengsi bagi setiap mahasiswa Internasional di perguruan tinggi yang terletak diatas pegunungan Crans Montana itu. Selain penampilan dari Indonesia terdapat juga persembahan dari para mahsiswa dari China, Korea, Jepang, India, Pakistan, dan beberapa negara timur tengah.
Namun, Tari Saman pada malam itu telah memikat hati banyak pihak. Tidak kurang berkat keseriusan para mahasiswa, mereka menyabet gelar sebagai juara ketiga penampilan kebudayaan dan stand terbaik 2011. (umi)
Menurut keterangan tertulis Staf Penerangan, Sosial, dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Bern, Swiss, Budiman Wiriakusumah, tim Tari Saman kembali menuai tepuk tangan dari para tamu undangan yang memadati aula gedung Le Regent, Crans Montana, Minggu 14 November 2011.
Mereka menampilkan Tari Saman dalam acara malam budaya internasional yang digelar kampus Sekolah Manajement Hotel Internasional Les Roches International School of Hotel Management.
Mahasiswa Indonesia yang tampil yakni yaitu Dian Kusumawati, Jane Tanuwijaya; Monica Florencia, Wirjosoekarto, Shindilvi Theresia, Meta Baiduri, Enrica Lukman, Vannesa Chua, Puteri Azman dan Matius Montol.
Mereka telah berlatih secara serius selama hampir 2 bulan dibawah pimpinan Bapak Dodo Abdul Rani, dan berlatih selama kontinyu ketika ada waktu senggang di sela-sela kesibukan kuliahnya.
"Tarian Saman yang mempunyai gerakan dinamis berhasil dibawakan para mahasiswa secara kompak, dan hidup dengan sesekali diselingi oleh lengkingan suara untuk menambah keceriaan gerakan tari," kata Budi.
Menurut Budi, kekaguman penonton tidak dapat dibendung ketika para penari melakukan formasi merentangkan tangan dan penari lainnya berada dalam posisi membungkuk berulang-ulang dari depan ke belakang dan dari belakang ke depan.
Budi menegaskan, gerakan dalam tari Saman, tentunya bukanlah gerakan tari yang mudah, memerlukan penari yang harus berkonsentrasi penuh, berpacu dengan kekompakan dan ritme tarian dimana kesalahan yang sedikit saja menjadi sangat kentara dan membuyarkan konsentrasi serta keindahan tari.
Selain penampilan kebudayaan, mahasiswa Indonesia juga menampilkan stand makanan yang dihiasi dengan pernik khas Indonesia dan tentunya makanan Indonesia seperti rendang, bakwan, bakmi goreng dan nasi goreng.
Acara Malam Budaya Internasional adalah acara bergengsi bagi setiap mahasiswa Internasional di perguruan tinggi yang terletak diatas pegunungan Crans Montana itu. Selain penampilan dari Indonesia terdapat juga persembahan dari para mahsiswa dari China, Korea, Jepang, India, Pakistan, dan beberapa negara timur tengah.
Namun, Tari Saman pada malam itu telah memikat hati banyak pihak. Tidak kurang berkat keseriusan para mahasiswa, mereka menyabet gelar sebagai juara ketiga penampilan kebudayaan dan stand terbaik 2011. (umi)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar