TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mahasiswa dan dosen terkurung dalam situasi gelap-gulita di kampus UPI YAI Salemba, Jakarta, Pusat. Hingga pukul 22.20 WIB, mereka bertahan di kampus, lampu sengaja dipadamkan agar tidak menjadi sasaran penembakan polisi.
"Kami masih bertahan di lantai empat kampus Fakultas Komunikasi. Lampu sengaja dipadamkan supaya tidak ditembaki polisi dari bawah," ujar seorang mahasiswi Fakulltas Komunikasi YAI kepada Tribunnews, kamis (29/3/2012) larut malam.
Menurutnya, penyerangan oleh polisi terjadi sejak pukul 19.30 WIB. Awalnya mahasiswa YAI berunjuk rasa menoklak kenaikan harga BBM sejak siang. Menjelang petang, terjadi bakar-bakaran di depan kampus. Kampus Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Psikologi YAI, yang posisinya paling di depan, dekat Jalan Raya Salemba menjadi tempat berlindung mahasiswa dari kejaran polisi.
Masih menurut dia, dari pihak kampus ada dua korban terkena peluru karet yang diduga ditembakkan polisi.
"Kami mendapat kabar, Satpam terluka di paha kanan. Dan mahasiswa, Agung namanya, Fakultas Teknik angkatan tahun 2009, luka di tulang rusuk kanan," ujar mahasiswa yang juga seorang PNS.
"Peluru karet, polisi yang nembak dari depan. Perpustaan Faklutas Ekonomi juga dilempari oleh polisi," imbuh perempuan yang mengaku ketakutan atas situasi mencekam.
"Kami mahasiswa sudah kibarkan bendera putih, lambang perdamaian, tapi polisi terus melempari, dan menembaki," katanya.
Evi, dosen Ilmu Alamiah Dasar Fakultas Ilmu Komunikasi YAI membenarkan keterangan mahasiswa ini.
"Informasinya, yang saya tahu, ada satpam dan mahasiswa yang kena tembak pada paha. Katanya kena peluru karet," kata Evi.
Tepat pukul 22.30, dia mengatakan suasana malai aman. Dan pintu mulai dibuka, mahasiswa mulai berani meninggalkan kampus.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar