TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menyatakan latar belakang kesukuan seorang calon presiden masih menjadi faktor penting pemenangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.
Hal itu terbukti karena selama ini capres yang terpilih dari hasil Pilpres selalu berasal dari suku Jawa, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono.
Karena itu, Ruhut mengingatkan kepada Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) yang telah mendeklarasikan sebagai capres untuk merenungkan faktor kesukuan itu.
"Sekarang ini pemilihan Presiden. Pemilihan gubernur, bupati, wali kota, langsung dipilih oleh rakyat. Tapi, untuk presiden, bukan aku (bermaksud) SARA (suku, agama, ras, antargolongan), sekali lagi aku ingatkan, kalau bukan dari suku Jawa, saya mohon paling enggak bekerjalah, lobby-lah untuk wapres (wakil presiden) ya."
"Kami sudah buktikan Pak SBY. (Presiden-Wakil Presiden) kedua-duanya Jawa loh, SBY-Boediono. Bahkan, menangnya satu putaran," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (13/7/2012).
Menurut Ruhut, kekalahan calon gubernur dari Partai Golkar, Alex Noerdin dalam Pemilukada DKI Jakarta 2012, juga tak lepas karena latar belakang kesukuannya.
Pemilukada DKI Jakarta menjadi barometer Pemilu 2014 secara nasional. Dan latar belakang Ical yang kelahiran Jakarta dan berdarah Sumatera, juga akan mempengaruhi besarnya dukungan saat Pilpres 2014.
Menurut Ruhut, ini artinya seharusnya semua pihak dapat menghormati kultur Jawa mewarnai Indonesia. "Dan Jawa ini kita harus ingat, budaya yang harus kita teladani. Mereka orang yang betul-betul sangat low profile," tuturnya.
Ruhut kembali meminta agar Ical merenungkan hal ini. "Jadi, jangan main-main kalau non-Jawa mau jadi calon presiden. Saya mohon interopeksi atau kalaupun boleh, kan ditanya, bagaimana dong bang suku lain. Suku lain bisa, tapi nilai yang bersangkutan harus plus...plus...plus, tiga kali plusnya. Kalau tidak, itu yang namanya mimpi kali ye," ucap Ruhut.
Politisi yang terkenal dengan julukan 'Raja Minyak dari Medan' itu merasa yakin bahwa partainya akan kembali mengusung capres dari suku Jawa.
Namun, semua tergantung keputusan Majelis Tinggi PD yang dipimpin oleh SBY. "Tapi siapapun dia, tunggu tanggal mainnya," kata anggota Komisi III DPR itu.
Bukankah Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum, juga bersuku Jawa, sehingga bisa menjadi capres?
"Yang ingin saya katakan, kita punya keteladanan juga harus dilihat. Saya juga kaget, siapa yang masukkan nama itu, tahunya paling bawah. Keteladanan juga mesti ada, bersih juga mesti ada. Bukan berarti (asal) yang Jawa saja, tapi yang Jawa seperti Pak SBY dong," jawabnya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar