Sedimentasi Material Bekas Erupsi Merapi Dikeruk

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/banjir-lahar-dingin-rendam-rumah.jpgTRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Mengantisipasi banjir lahar dingin di sejumlah wilayah, Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DIY memberikan pelatihan reaksi cepat penanganan bencana lahar dingin. Juga, pengerukan sedimentasi material bekas erupsi di beberapa sungai yang berhulu di wilayah Merapi.

Menurut Kepala BPBD DIY, Budiantono, pelatihan dilakukan sebulan lalu bagi warga di dua wilayah kecamatan, yakni Cangkringan dan Ngemplak. "Masing-masing kecamatan kami ambil lima desa yang rawan terkena banjir lahar dingin, satu desa diambil lagi lima orang. Ini untuk pelatihan reaksi cepat penanganan bencana dan sebagai embrio tim reaksi cepat," jelas Budiantono di kantor BPBD DIY, Rabu (19/10/2011).

Selain dua kecamatan tersebut, pelatihan reaksi cepat penanganan bencana juga beberapa waktu lalu dilakukan di Kecamatan Kalasan dan Pakem. Wilayah-wilayah tersebut, katanya merupakan wilayah rawan terkena terjangan bajir lahar dingin.

Budiantono menjelaskan wilayah Cangkringan dan Ngemplak merupakan wilayah yang rawan banjir lahar dingin. Sebab dua wilayah itu dialiri sungai Gendol dan sungai Opak. "Ngemplak dilalui aliran sungai Kali Kuning. Sedangkan Kecamatan Pakem itu aliran sungai dari sungai Boyong. Di bagian tengah hilir itu mengalir ke Code," jelasnya.

Budiantono mengatakan pengerukan sedimentasi dan pembuatan blumbang-blumbang di aliran sungai juga telah dilakukan, terutama di bagian hulu tengah sungai yang mengalir ke Kalasan. "Kalau tidak dikeruk, nanti pas banjir besar bisa sampai ke bandara Adi Sucipto makanya kami antisipasi dengan pengerukan sedimen di hulu dan tengah," tegasnya.

Saat melakukan pengerukan sedimentasi, beberapa tanggul sempat terbuka untuk akses alat berat. Untuk itu telah disiapkan bronjong dari PSDA sebanyak 1300 bronjong dan Balai Besar Wilayah Serayu Opak menyiapkan 90 ribu bronjong.

Menurutnya, sesuai informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), berdasar sedimentasi di Kali Gendol yang bisa turun ke hilir masih 24 juta meter kubik, termasuk untuk Kali Opak. Sedangkan material pasir di wilayah kali Kuning masih sejuta meter kubik dan sedimentasi di Kali Boyong 2,8 juta meter kubik.

Dihubungi terpisah, Kasi Data dan Informasi BMKG, Toni Agus Wijaya, mengatakan datangnya musim penghujan di wilayah DIY akan bervariasi. Di wilayah utara DIY, termasuk lereng Merapi, diperkirakan hujan turun mulai pekan ini. Kemudian, bergeser ke wilayah tengah, akhir Oktober atau awal November. " Wilayah selatan baru akan hujan pada pertengahan November," jelas Toni.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar