Tim Ekspedisi Serentak Berangkat 26 Oktober

Bookmark and Share

http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/TNI-Blokir-Pengungsian.jpgTRIBUNNEWS.COM - PENELUSURAN kawasan gunung Merapi pascaerupsi melalui kegiatan "Ekspedisi Sabuk Merapi 2011" tinggal menghitung hari. Jika tak ada aral melintang, tim ekspedisi gabungan akan menapaki lereng Merapi dari empat penjuru angin mulai 26 hingga 28 Oktober 2011.

Berbagai persiapan sudah dilakukan tim untuk mengukir sejarah dan memberikan informasi terbaru tentang kondisi terkini Merapi pascaletusan 2010. Masing masing tim yang berkompeten dengan Merapi sudah disiapkan guna menyerap semua informasi terbaru Merapi.

Tribun Grup melalui Harian Pagi Tribun Jogja bersama-sama Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta akan mengambil peran utama dalam kegiatan yang menyertakan wakil- wakil sejumlah lembaga pemangku kepentingan di sekeliling Merapi.

Ada perwakilan dari Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Pariwisata Sleman, Magelang, dan Kabupaten Boyolali. Tim ekspedisi juga menyertakan perwakilan Kesbangpol dan BPBD Magelang.

Kesbangpol dan BPBD DIY juga berkomitmen mendukung kegiatan ini, begitu juga Forum Salaman di PP Al Qodir Wukirsari, Pusat Studi Bencana Alam UGM, Teknik Geologi UGM, dan Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO).

Kamis (20/10) siang, semua perwakilan lembaga-lembaga yang terlibat mengikuti rapat koordinasi terakhir di kantor Harian Pagi Tribun Jogja. Rincian teknis kegiatan lapangan dijelaskan dan disepakati dengan starting point tepat satu tahun letusan Merapi pada 26 Oktober 2011.

Pemilihan tanggal ini salah satunya atas saran kepala BPPTK Yogyakarta, Drs Subandriyo Msi. Tim terbagi atas empat rute, dengan tugas dan tanggungjawab sama beratnya. Keempat titik rute ekspedisi adalah Selo, Babadan, Kinahrejo dan Srunen.

Tidak semuanya akan menggapai puncak, karena seperti tim yang menelusuri sektor barat dan selatan akan lebih banyak menggali sisi histori letusan, kultur, dan dampaknya terhadap lingkungan serta permukiman penduduk.

Tim juga akan mencari tahu lagi jalur aliran lahar dingin Merapi di Kali Pabelan, Kali Senowo dan Kali Putih yang sudah nyata mengubur sebagian kawasan di lereng barat. Dampak erupsi Merapi 2010 secara signifikan telah mengubah morfologi sungai-sungai di Magelang.

Sedangkan rute Srunen, akan menggali informasi dan meneliti aspek keilmuan menyangkut produk letusan dan dampaknya, serta proyeksi masa depan erupsi Merapi. Selain itu, tim akan membuat jalur ke kawasan puncak Merapi lewat gunung Kendil yang hilang.

Khusus untuk tim yang bertugas di sektor Selo, selain menggali aspek nonkegunungapian, akan mengksplorasi kekayaan dan potensi lokal masyarakat. Sedangkan misi ke puncak akan memotret dan memetakan kondisi morfologi puncak Merapi.

Tim BPPTK Yogyakarta pada kesempatan berbarengan juga akan melakukan pemasangan alat seismik, pengukur suhu, sensor curah hujan, dan benchmark GPS yang sangtat penting untuk memantau aktivitas gunung berapi ini.

Kemudian tim juga akan mengeksplorasi kawasan puncak Merapi dengan melihat kubah lava sisa letusan terakhir pada 2010 sekaligus memberikan gambaran terbaru kepada masyakat di seluruh kawasan Merapi soal potensi yang bakal terjadi pada tahun-tahun mendatang.(Iwan Al Khasni)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar