Po Chian Gantung Diri Usai Kakak Bicarakan Pernikahan

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/gantung-diri-ilust.jpg

TRIBUNNEWS.COM, SINGKAWANG - Suasana ceria di rumah Fan Nyin Ku, Jl Hangmui, Kelurahan Pajintan, Singkawang Utara, Kalimantan Barat, Kamis (15/9/2011) malam, berubah menjadi kepanikan. Tjhai Po Chian, anak ketujuh dari delapan anak Fa Nyin Ku, ditemukan tewas gantung diri sekitar pukul 20.45 WIB.

Motif Po Chian gantung diri hingga Jumat (16/9) kemarin masih menjadi misteri. Dalam keluarga, maupun di sekolah, ia tak punya masalah apapun. Sedangkan polisi sudah memastikan kasus itu merupakan bunuh diri murni.

Po Chian pertama kali ditemukan adiknya, Aphen (14), sudah dalam posisi tergantung di kamarnya yang berada di lantai dua. Remaja laki-laki ini bunuh diri dengan cara menjeratkan lehernya menggunakan sprei yang digantung di ventilasi kamarnya.

Setelah seisi rumah mengetahui kejadian tersebut, tubuh Po Chian segera diturunkan dan dilarikan ke Rumah Sakit DKT Singkawang. Tapi, nyawanya sudah tidak tertolong. Po Chian yang berstatus siswa SMPN 20 Singkawang ini dinyatakan sudah meninggal dunia.

Sebelum Po Chian ditemukan menggantung diri, keluarga Fa Nyin Ku baru saja kedatangan tamu, Ahyung. Ahyung adalah calon suami Su Mie, yang tidak lain adalah kakak kandung Po Chian.

Ahyung bersama keluarga calon istrinya sedang membicarakan persiapan pernikahan yang rencananya dilangsungkan pada 10 Oktober mendatang.

Ahyung mengatakan, saat itu suasana rumah Fa Nyin Ku sedang diliputi keceriaan. "Kami semua sedang gembira. Kami berkumpul di ruang tamu membicarakan pernikahan. Sementara adik-adik calon istri saya (termasuk Po Chian), bermain-main di sekitar kami," kisahnya.

Setelah pembicaraan selesai, sekitar pukul 20.00 WIB Ahyung kemudian pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah calon mertuanya. Baru sekitar 15 menit berada di rumah, Su Mie menyusulnya dan mengabarkan kalau Po Chian gantung diri.

Ahyung pun bergegas kembali ke rumah calon mertuanya itu. Di situ dia lihat semuanya sudah berubah, anggota keluarganya sedang diliputi kepanikan. "Saya lihat semuanya panik ingin menyelamatkan Po Chian. Selanjutnya Po Chian dibawa ke rumah sakit," katanya.

Setelah musibah tersebut, Ahyung mengaku sementara waktu belum mau membicarakan rencana pernikahannya dulu. Bahkan dia siap jika keluarga calon istrinya menghendaki penundaan.

"Keluarga calon istri saya saat ini sedang berduka. Saya tunggu tenang dulu, setelah itu baru membicarakan rencana pernikahan lagi," ujarnya.

Terpukul
Kepergian Po Chian yang mendadak membuat kedua orangtuanya terpukul. Saat Tribun datang ke lokasi kejadian, Fa Nyin Ku dan istrinya, Mo Chie, terlihat sedang menangis. Sesekali mereka berbicara dengan anggota keluarganya yang lain, sambil terus terisak.

Fa Nyin Ku mengaku sama sekali tidak mengira anaknya akan pergi selama-lamanya dalam usia yang masih sangat belia. Apalagi dengan cara gantung diri.

"Tadi malam dia masih tertawa-tawa. Dia lalu naik ke atas. Tidak sampai satu jam, kemudian dia ditemukan sudah seperti itu," tuturnya.

Fa Nyin Ku mengatakan, Po Chian merupakan anak yang berbakti. Setiap hari dia membantu orangtuanya berkebun. Po Chian belajar di SMPN 20 Singkawang pada siang hari. Pagi harinya, dia selalu membantu aktivitas orangtuanya.

Terhadap jenjang pendidikan Po Chian, Fa Nyin Ku mengatakan tidak berharap muluk-muluk kepada anak ketujuhnya itu. "Saya tidak tahu cita-citanya menjadi apa. Bagi saya, dia bisa lulus SMP pun sudah beryukur," katanya.

Fa Nyin Ku tidak dapat menduga apa yang melatarbelakangi Po Chian nekat menghabisi nyawanya sendiri. "Setahu saya dia tidak punya masalah. Dia tidak pernah cerita apa-apa kepada saya," ungkapnya.

Senada dengan ayahnya, Su Mie sama sekali tidak bisa menduga mengapa adiknya bunuh diri. "Saya susah periksa handphone dan buku-bukunya, tidak ada yang mencurigakan. Tidak ada juga perilakunya yang berubah," katanya.

Kepala SMPN 20 Singkawang, Asep Wahyudin, juga penasaran apa yang melatarbelakangi aksi bunuh diri Po Chiani. Dia kemudian mencoba merekam jejak siswanya itu, melalui guru dan teman dekat Po Chian.

Hasilnya, Asep tetap tidak menemukan kejanggalan pada diri Po Chian. "Po Chian itu anak yang pintar. Di sekolah dia dikenal sebagai anak pendiam. Tidak ada yang mengetahui apa masalahnya sampai dia bunuh diri," ungkap Asep.

Sahabat dekat Po Chian, Budi (15), juga tidak melihat tanda- tanda keanehan pada diri temannya itu. Budi adalah juga siswa SMPN 20 Singkawang, namun berlainan kelas dengan Po Chian. Selain di sekolah, Budi juga bergaul dengan Po Chian di luar sekolah.

Budi terakhir kali bertemu dengan Po Chian pada hari Kamis (15/9) saat keduanya berada di sekolah. Di hari terakhir hidupnya itu, Budi mengatakan Po Chian juga tidak menunjukkan kejanggalan. "Dia tidak punya masalah apa-apa," katanya.

Menurut Budi, Po Chian adalah teman yang baik. Po Chian sering mentraktirnya makan di kantin sekolah. "Uang jajannya banyak. Biasanya dia bawa uang sampai Rp 50 ribu. Saya sering ditraktirnya makan nasi di kantin sekolah," ungkapnya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar