Politisi Muda Minim Dukungan Publik Untuk Jadi Capres 2014

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20111030_Citra_Politisi_Muda_Indonesia_Buruk.jpg

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melansir hasil surveinya, bahwa publik sangat kecewa dengan kiprah politisi muda.

Dari 1.200 responden yang dilakukan survei, hanya 24,8 persen responden yang menilai politisi muda berperilaku baik. Demikian disampaikan peneliti LSI, Adjie Alfaraby, dalam jumpa pers, di kantor LSI, Jakarta, Minggu (30/10/2011).

Survei LSI mengategorikan sejumlah tokoh masuk dalam tiga kategori atau kasta sebagai calon presiden untuk Pemilu 2014.

Survei menunjukan tiga nama politisi muda yang berusia di bawah 50 tahun dan digembor-gemborkan kandidat capres 2014, yakni Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (42 tahun), Ketua DPP PDI-P Puan Maharani (38 tahun), dan Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (31 tahun) masuk divisi ketiga alias kasta terendah. Itu karena mereka hanya mengantongi 3 persen dukungan publik.

"Politisi muda saat ini belum juga mendapatkan apresiasi publik sebagai calon presiden 2014 yang serius," kata Adjie.

Adjie melanjutkan, politisi berusia di atas 60 tahun justru mendapat dukungan publik di atas 10 persen dan masuk kasta Divisi Pertama. Mereka di antaranya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (64 tahun), Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (60 tahun), dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (65 tahun).

Sementara, nama politisi Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (65 tahun) dan istri Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kini menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Ani Yudhoyono (59 tahun), masuk kasta Divisi II, dengan dukungan publik antara 3 hingga 10 persen.

Dengan hasil survei ini, lanjut Adjie, maka politisi berusia di atas 55 tahun lebih didukung maju sebagai capres pada Pemilu 2014 dibanding politisi muda.

Survei LSI kali ini dilakukan pada September 2011, kepada 1200 responden di 33 provinsi, dengan metode multistage random sampling dan margin of error lebih kurang 2,9 persen.

Berdasarkan riset kualitatif, ada empat alasan yang membuat publik sangat kecewa dengan kiprah politisi muda saat ini, di antaranya karena kinerja politisi muda di puncak jabatan publik tak ada yang istimewa, bahkan ada yang diproses hukum di KPK.

Selain itu, politisi muda saat ini tidak seperti era sebelum kemerdekaan, karena politisi saat itu adalah generasi terpelajar pertama Indonesia, yang memiliki gagasan lebih baru. Dengan politik saat ini yang lebih kompetitif, politisi senior lebih memiliki jam terbang, jaringan politik, dan pendanaan yang lebih kuat.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar