Dua Binaragawan Berbadan Kekar Mengawal 'Nunun' di Solo

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20111030_Nunun_dikawal_binaragawan.jpg
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Belum tertangkapnya tersangka kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Nunun Nurbaeti menimbulkan keprihatinan bagi warga Solo. Adalah Anes Tasya yang kecewa pada kinerja para penegak hukum di negeri ini.

Ia pun menyindirnya dengan berdandan ala Nunun dan berjalan-jalan di car free day (CFD) sambil dikawal dua orang bodyguard binaragawan. Aksi sentilan yang ia tujukan pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri ini dimulai sekitar pukul 07.00 bertempat di jalan Slamet Riyadi, persisnya depan Museum Radya Pustaka, Anes mulai berdandan.

Warga Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres ini langsung mengenakan topeng bergambar wajah Nunun. Topeng juga lengkap dengan jilbab merah khas Nunun. "Saya kesal kenapa Polisi dan KPK tak bisa menangkap buron Nunun. Menangkap Nazarrudin yang juga kabur ke luar negeri saja bisa," katanya, Minggu (30/10/2011).

Begitu selesai berdandan, jadilah ia sosok Nunun yang mengenakan kebaya warna putih. 'Nunun' itu pun langsung menuju kerumunan warga Solo yang memadati CFD.

Tiba-tiba, ada dua orang pria berbadan kekar datang menghampirinya. Ternyata, pria-pria atlet binaraga dari klub binaraga Nirwana Solo itu adalah pengawal Nunun yang siap menghajar siapa saja yang akan menangkap dirinya. "Saya tak bisa ditangkap karena punya bodyguard. Saya yang berani mendekat, akan dipukul," kata Nunun tiruan itu.

Kedua pengawal itu terus setia berada di samping kiri dan kanan saat 'Nunun' berjalan-jalan di CFD. Saat berjalan-jalan, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu berkali-kali melambaikan tangan ke warga. Beberapa warga menyambutnya dengan balik melambaikan tangan. Beberapa warga lain mengerumuninya dan memotret menggunakan kamera ponsel. "Beginilah enaknya jadi Nunun, tak ada yang berani menangkap. Saya bisa kemana saja," katanya senang.

Selama menemani 'Nunun' berjalan, kedua pengawal itu pamer otot. Beberapa gerakan khas binaraga mereka tunjukkan hinga badan terlihatan semakin kekar. Seusai melakukan aksi, Anes mengaku aksi itu ia lakukan sebagai bentuk kekecewaan pada aparat penegak hukum yang tak kunjung bisa menangkap Nunun. "Saya kecewa. Nunun tak bisa ditangkap karena punya pengawal. Aparat penegak hukum kita tak berani," katanya.

Sujiati, salah seorang warga yang ikut mengabadikan aksi itu menggunakan kamera ponsel mengaku sangat terkesan. Sebab, meski aksi yang dilakukan sangat sederhana, namun pesan kritik yang ingin disampaikan sangat mengena. Lantaran tak ingin kehilangan momen, ia pun mengabadikan aksi menggunakan ponsel. "Aksi seperti ini lebih mengena ketimbang aksi unjuk rasa yang kadang bikin rusuh. Sangat kreatif," kata mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) ini.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar