Kematian Akibat Serangan Jantung Banyak Menimpa Atlet Muda

Bookmark and Share
http://images.detik.com/content/2011/09/06/763/atlet-ts-dalam.jpg
Jakarta, Banyak yang selalu beranggapan bahwa atlet pasti mempunyai tubuh yang bugar dan sehat. Namun, seringkali atlet atau mantan atlet meninggal akibat serangan jantung mendadak, bahkan atlet yang masih berusia muda sekali pun.

Menurut sebuah studi terbaru, di Amerika Serikat kematian akibat serangan jantung mendadak lebih banyak membunuh atlet muda dari perkiraan sebelumnya seperti dikutip dari Epharmapedia, Selasa (6/9/2011).

Menuurt peneliti dari University of Washington di Seattle, berdasarkan analisis dari laporan berita, data klaim asuransi dan data dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) mengungkapkan bahwa 1 dari 43.770 atlet NCAA meninggal akibat serangan jantung mendadak setiap tahun.

Serangan jantung mendadak adalah kematian otot-otot jantung yang disebabkan karena terhentinya pasokan darah ke otot jantung akibat tersumbatnya satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner oleh gumpalan darah. Bila yang tersumbat pembuluh koroner utama (left main coronary artery) serangan jantung biasanya berakhir dengan kematian. Demikian juga bila sumbatan terjadi pada banyak tempat, pasien jarang sekali dapat tertolong.

Para peneliti melacak kematian atlet pada tahun 2004-2008 dan menemukan bahwa terjadi 273 kematian. Kematian tersebut terdiri dari: 187 kematian (68 persen) dengan penyebab non-medical/trauma, 80 kematian (29 persen) dengan penyebab medis, dan 6 kematian (2 persen) dengan penyebab yang tidak diketahui.

Kematian dengan penyebab medis termasuk 45 atlet (56 persen) yang mengalami kematian mendadak terkait penyakit kardiovaskular. Menurut penelitian yang diterbitkan secara online dalam edisi 4 bulan April journal Circulation, dari 36 kematian yang terjadi selama atau segera setelah aktivitas fisik, terdapat 27 kematian (75 persen) terkait dengan serangan jantung.

Penelitian ini juga menemukan bahwa:

1. Atlet kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi kematian dengan penyebab serangan jantung mendadak (satu dari 17.696) dibandingkan dengan atlet kulit putih (satu dari 58.653).
2. Risiko lebih tinggi pada laki-laki (satu dari 33.134) dibandingkan dengan perempuan (satu dari 76.646).
3. Tingkat kematian tertinggi dengan penyebab serangan jantung mendadak adalah atlet basket (satu dari 11.394), diikuti atlet berenang, lacrosse, dan sepak bola.

Sekitar 400.000 siswa, dengan usia 17-23 tahun, berpartisipasi dalam olahraga NCAA setiap tahun. Menurut American Heart Association, pelatihan dan kompetisi olahraga dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung mendadak pada orang dengan riwayat penyakit jantung. Para peneliti mengatakan temuan mereka dapat menjadi pedoman pemeriksaan kesehatan bagi atlet muda dalam organisasi olahraga.

"American Heart Association menganggap skrining kardiovaskular untuk atlet sebagai masalah kesehatan masyarakat yang penting," kata Dr Ralph L. Sacco, presiden dari American Heart Association, dalam sebuah rilis berita jurnal .

Gejala serangan jantung mendadak, antara lain:
1. Nyeri dada yang khas akibat terhentinya suplai darah ke otot jantung.
2. Rasa nyeri di dada sering menjalar ke lengan kiri sampai ke jari-jari tangan.
3. Rasa nyeri di ulu hati.
4. Keringat dingin bercucuran.

Di samping itu ada juga serangan jantung yang seolah-olah tanpa gejala. Pasien hanya merasakan rasa tidak enak di dada. Keadaan ini dikenal sebagai Silent Myocardial Infarction. Diagnosa biasanya ditegakkan dokter berdasarkan hasil rekaman listrik jantung (EKG) dan kenaikan enzim jantung. Keadaan tersebut sering terjadi pada seseorang dengan diabetes mellitus.

Sumber : detikhealth.com/read/2011/09/06/141808/1716590/763/kematian-akibat-serangan-jantung-banyak-menimpa-atlet-muda?l991101755

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar