Duta Besar Amerika Serikat Dilempari Tomat dan Telur

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Dilempar-telur.jpg

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Para pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad melemparkan tomat dan telur ke arah Duta Besar Amerika Serikat, Robert Ford, saat ia bertemu para tokoh oposisi di Damaskus.

Politisi veteran Hassan Abdul Azim mengatakan sekitar 100 pendukung mencoba masuk ke kantornya saat Ford tiba dan kemudian mengepungnya. Ford, yang dituduh memicu kerusuhan, terperangkap di dalam gedung selama paling tidak dua jam.

Suriah juga menuduh Amerika Serikat memicu kekekerasan terhadap pasukan militer mereka. "Pernyataan baru-baru ini dari pejabat pemerintah Amerika jelas menunjukkan bahwa Amerika Serikat terlibat dalam mendorong kelompok bersenjata untuk melakukan kekerasan terhadap tentara Suriah," menurut pernyataan kementerian luar negeri, seperti dikutip dari BBC.

Pernyataan itu diperkirakan mengacu pada komentar yang dilontarkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Mark Toner yang mengatakan Selasa lalu "tidak mengejutkan" bahwa pihak oposisi menggunakan kekerasan terhadap militer.

Ford juga pernah membuat marah Damaskus sebelumnya karena mengunjungi kota Hama dengan menteri dari Prancis Juli lalu. Kedutaan Prancis dan Amerika Serikat diserang oleh pendukung presiden Assad setelah kunjungan tersebut.

Abdul Azim, yang memimpin Partai Sosialis Demokrat yang dilarang, mengatakan kedatangan duta besar ke kantornya hari Kamis (29/9/2011) menyebabkan demonstrasi. "Mereka protes di jalan dan di pintu masuk gedung. Mereka mencoba menerobos ke kantor saya, namun tidak berhasil," katanya seperti dikutip kantor berita AFP.

Ia mengatakan kepada kantor berita Associated Presss pasukan keamanan tiba setelah tiga jam dan Ford dalam keadaan selamat. Kedutaan Amerika memastikan dalam satu pernyataan kepada AFP bahwa Ford telah kembali dengan selamat ke kedutaan.

Suriah mendapatkan tekanan internasional untuk menghentikan kekerasan dalam upaya meredam unjuk rasa yang dimulai enam bulan lalu. PBB memperkirakan lebih dari 2.700 orang tewas di seluruh Suriah sejak operasi meredam unjuk rasa dimulai.

Pemerintah mengatakan mereka dalam proses menerapkan reformasi dan tengah mengadakan pembicaraan dengan pihak oposisi.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar