Teater IKJ Pukau Penonton Shanghai China

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/IKJ-Teater-di-Shanghai.jpg

TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta mementaskan teater BOM ("BOMB") yang dilhami cerita pendek karya sastrawan terkemuka Indonesia Putu Wijaya di Festival "6th International Experimental Theatre Festival".

Malam ini pementasan berdurasi 50 menit yang digarap oleh Egy Massadiah dan Bejo Sulaktono memukau 200 an penikmat teater yang memenuhi gedung Duan Juan Theatre di Shanghai.Musik tradisi Batak, Bali, Bugis, Sunda, Jawa dan Papua membaur mengiringi gerak gerak eksperimental para pemain.

Professor Gu Yi An pengajar di acting departmen Shanghai Academy Theatre yang ikut menyaksikan pertunjukan BOMB berkomentar, "saya melihat sebuah akar tradisi teater tradisionil, yang menggunakan tubuh dan gerak sebagai sebuah bahasa.Kami seperti mendapat energi lain setelah menonton meskipun tidak memahami jalan ceritanya, ini luar biasa buat saya" ujarnya

Sementara Professor Yi Jai dosen di Shanghai Academy Theatre mengajar bidang dramaturgi dan playwriting memuji tim BOMB, "menarik dan luar biasa karena mengeksplore elemen bayangan dan layar, saya kira kekuatan teater tradisi indonesia sangat kaya, ini perkawinan sempurna teater tradisi dan teater kontemporer.Pertunjukan ini sarat dengan isu isu dunia seperti perang, kudeta dan perdamaian," ujarnya

Adapun Jeffrey Sichel dari UNESCO Departmen International Theatre Institute yang juga menyaksikan BOMB, berkomentar, "super unik, special, karena pertunjukan ini merupakan teater tingkat tinggi, hanya bisa terjadi panggung, tak bisa kita temukan lewat media lain semacam tv atau film. Sebuah puisi kehidupan dan saya meyakini pertunjukan BOMB ini punya makna keindahan yang maha dahsyat. Idenya cemerlang, memberi inspirasi, pesan nya sangat dalam dan aktual bagi situasi dunia,"ujarnya bersemangat.

Ia menambahkan, "Kontribusi grup Indonesia dalam festival yang bergengsi ini sangat kami apresiasi, " kata Sichel producer dan director pertunjukan The Beauty Trap dari Boston yang juga mengikuti festival tersebut.

Six The International Experimental Theatre Festival diselenggarakan Shanghai Theatre Academy sejak tahun 2001. Festival ini menarik perhatian luas para penggiat dan pengamat teater dari berbagai negara, seperti Jerman, Kanada, Jepang, Norwegia, Belanda, Amerika dan sebagainya. Pada festival tahun ini tampil peserta antara lain Shanghai Theatre Academy China, The Norwegian Theatre, Compagnie Soulier Barnes France, Cambridge School of Weston USA, Jack Elliott Productions USA, Beijing Theatre China, Korean National University of Arts dan Institut Kesenian Jakarta, Indonesia.

Selama festival yang berlangsung sampai 30 September, menurut Egy Massadiah, digelar antara lain pementasan produksi teater dari organisasi dan sekolah teater kelas dunia, serta simposium mengenai teater dan kebudayaan.
Jumlah rombongan IKJ sebanyak 14 orang terdiri dari para mahasiswa teater, alumni serta 3 orang pengajar/dosen. BOMB sendiri tampil sebanyak 3 kali yaitu pada tanggal 25 malam hari dan 26 September pada siang hari dan juga malam hari. Para aktor/aktris yang ikut mendukung antara lain; Aprial Hasfa, Asbar Atma, R.H Simanjuntak, Ucok Siregar, Firsty, Vero, Anie, Shendy, Yamin, Rico, Putra dan Eric.

Pertunjukan BOMB ini tidak verbal, tetapi penuh visual yang bernafaskan kekayaan tradisi Indonesia.
Di akhir pertunjukan para pemain muncul di atas panggung, lagu "Jangan Menangis Indonesiaku" karya Almarhum Harry Roesly mengalun pelan, aroma Indonesia sungguh kental. Para aktor menjadi kuas yang melukiskan cerita di atas panggung.

"Kami berharap dapat membagikan sebuah perenungan terhadap negeri yang dilanda “BOM” tak berkesudahan," kata sang produser Egy Massadiah seusai pertunjukan.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar