Fantastis, 1.821 Slip Setoran SPP Palsu

Bookmark and Share

TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Jumlah pembayaran SPP mahasiswa Universitas Manado di Tondano yang diduga menggunakan slip setoran palsu sangat fantastik. Kejaksaan Negeri (Kejari) Tondano berhasil mengumpulkan 1.821 slip yang diduga palsu.

Jika ditaksir, dengan jumlah slip palsu sebanyak itu, total dana dari mahasiswa yang digelapkan mencapai sekitar Rp 2 miliar. Angka ini dihitung berdasarkan rata-rata nilai setoran mahasiswa dari Rp 500 ribu sampai Rp 4 juta. Temuan ini jauh dibandingkan pernyataan Rektor Unima, Prof Dr Ph EA Tuerah MSi DEA yang sebelumnya menyatakan hanya ada beberapa slip setoran yang dipalsukan.

Kepala Kejari Tondano, Sutarto SH saat diwawancarai Tribun Manado, Rabu (28/9 menjelaskan, angka 1.821 slip yang diduga palsu berasal dari temuan tim Kejari Tondano di Kantor Pusat Unima sebanyak 1.171 lembar, bukti yang diberikan pelapor kasus ini, Stanley Ering sebanyak 100 lembar, dan dari Rektor Tuerah sebanyak 10 lembar.

Semua slip setoran yang diduga palsu ini masih dalam bentuk fotocopy, karena menurut Sutarto, pihaknya belum bisa menyita barang bukti karena belum masuk tahap penyidikan. Selain itu, angka 1.281 slip setoran yang diduga palsu ini masih angka sementara, karena semua slip setoran ini hanya berasal dari mahasiswa semester satu.

Menurut Sutarto, ada kemungkinan jumlah slip yang diduga palsu akan bertambah, karena pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan pada setoran mahasiswa pada tahun ajaran 2010-2011. "Kami masih akan terus mengembangkan temuan ini untuk melihat apakah masih ada slip yang diduga palsu yang masih berada di Unima. Selain itu, kami akan terus mengumpulkan keterangan dari pihak Unima terkait praktik penggelapan dana mahasiswa dengan modus memberikan slip setoran palsu," ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan pengamatan awal, nominal dana yang disetorkan mahasiswa menggunakan slip ini berfariasi, mulai dari Rp 500 ribu, sampai ada yang mencapai Rp 5 juta. Dari slip yang ditemukan ini, ujar Sutarto, ada mahasiswa yang menyetorkan beberapa pungutan, sehingga diperkirakan jumlah mahasiswa yang menyetor tidak mencapai 1.000 orang.

"Kami berkesimpulan slip setoran ini diduga palsu karena tidak memiliki kode validasi. Selain itu, sebagian slip setoran juga memiliki kode validasi, namun jika diperhatikan secara seksama, ternyata karakter huruf dan cara penulisan kode validasi berbeda dengan validasi yang dilakukan bank," ujarnya.

Pihak Bank BTN sendiri telah datang ke Kejari Tondano untuk melihat slip setoran yang diduga palsu. Menurutnya, saat itu pihak Bank BTN menyatakan bukti slip setoran yang telah dikumpulkan memang palsu, atau tidak berasal dari bank. "Kami akan terus mengembangkan temuan ini untuk mencari siapa yang terlibat dalam perkara ini, termasuk aliran dana yang digelapkan dari mahasiswa," ujarnya.

Hampir semua slip setoran yang diduga palsu berasal dari Bank BTN. Namun menurut Sutarto, dari 1.281 slip setoran yang diduga palsu, pihaknya juga menemukan beberapa lembar slip setoran dari Bank BNI dan BRI.

Kepala Unit BTN di Unima, Olga Porayow, ketika ditemui menjelaskan, slip setoran dinyatakan sah jika telah divalidasi oleh pihak bank. Menurutnya, hanya pihak bank yang berhak mencetak kode validasi pada slip setoran. "Tentu saja slip setoran harus divalidasi. Kalau tidak, artinya transansi keuangan yang dilakukan tidak tercatat dalam rekening tabungan. Semua slip setoran harus divalidasi," ujarnya.

Dikatakan Olga, jumlah mahasiswa yang dilayani Bank BTN Unit Unima saat musim pendaftaran mahasiswa baru atau pembayaran SPP memang sangat banyak. Menurutnya, saat seperti itu, jumlah transaksi keuangan mencapai sekitar 1.000 transaksi dalam satu hari.

Rektor Unima melalui pejabat dokumentasi dan pemberitaan Unima, Allan Parinusa mengatakan, tidak yakin kalau semua slip setoran yang ditemukan Kejari Tondano benar-benar palsu. Menurutnya, asli atau tidaknya sebuah slip setoran harus dicocokkan dengan rekening koran milik Unima.

Sampai saat, kata Allan, pencocokan slip yang diduga palsu dengan rekening koran belum dilakukan, sehingga tidak bisa disebutkan kalau semua slip setoran tersebut palsu. "Unima secara berkala telah melakukan verifikasi semua setoran yang masuk. Semua slip setoran dicocokkan dengan rekening koran yang diambil dari bank. Dari hasil verifikasi itu, kami hanya menemukan sekitar 10 slip setoran yang memang tidak tercatat dalam rekening koran," ujarnya.
Parinusa menambahkan, Unima telah melaksanakan sistem pemeriksaan yang ketat untuk meneliti semua slip setoran dari mahasiswa. "Pak Rektor (Tuerah) telah menyatakan mendukung penuh semua upaya penyidikan kasus dugaan kasus slip setoran palsu ini. Unima akan membantu Kejari Tondano dalam upaya pengungkapan kasus ini," ujarnya

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar