Korupsi Hingga Isu Selingkuh Bikin Citra Pemerintah Anjlok

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20110817_Presiden_SBY_Dan_Wapres_Boediono.jpg

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survey Lingkaran Survey Indonesia (LSI) mengungkap makin melorotnya popularitas pemerintahan SBY-Boediono di bawah 50 persen, per September hanya 37,7 persen. Kinerja buruk para menteri, menjadi argumentasi para responden.

Berdasarkan studi kualitatif yang menyertai survei ini, ditemukan persoalan menteri yang menyumbang menurunnya kepuasan publik terhadap pemerintah. Siapa saja, menteri penyumbang makin buruknya citra pemerintah?

Kebijakan menteri yang dirasakan negatif dan dihebohkan oleh publik. Dalam kategori ini, kasus meledaknya tabung gas, di bawah kendali Kementrian ESDM, Darwin Zahedy Saleh. Kasus ini dianggap sudah membunuh lebih banyak warga negara dibandingkan kasus terorisme.

"Tabung diibaratkan teror bom di aneka rumah penduduk. Ini disebabkan oleh kebijakan yang dianggap tidak ditangani secara matang oleh Kementrian ESDM," kata peneliti LSI, Adji Alfaraby saat memaparkan hasil survey terbaru LSI, Minggu (18/09/2011).

Kemudian, terkait kebijakan Mennakertrans Muhaimin Iskandar soal tenaga kerja di luar negeri. Muhaimin dianggap tak cukup melindungan hak asasi warga di luar negeri, puncak kemarahan publik adalah dipancungnya Ruyati di Saudi Arabia.

Kebijakan Menteri Agama Suryadharma Ali dalam menjalankan kebebasan beragama sebagaimana dijamin dalam UUD 1945. Menag dianggap malah menunjukan sikap negatif kepada warga Ahmadiyah yang tertindas.

"Soal kebijakan pemberian remisi kepada koruptor yang dikeluarkan Menkumham, Patrialis Akbar. Di tengah kemarahan publik atas maraknya kasus korupsi, Menkumham malah memberikan keringanan bagi koruptor," ujar Adji.

Hal lain, kasus tuduhan selingkuh sang menteri dengan wanita lain. Tiga menteri yang diberitakan terkait dugaan selingkuh adalah Menteri Perhubungan Fredy Numberi, Menteri ESDM, Zahedy Saleh dan Menteri Perumahan, Suharso Manoarfa.

"Secara faktual, berita selingkuh itu belum tentu benar. Namun gencarnya berita di media, memberikan imajinasi yang berbeda terhadap persepsi publik. Hal lain, soal rendahnya kepuasan publik pada sektor ekonomi. Secara makro membaik, tapi kondisi mikro, dirasakan rakyat bawah sangat berbeda," papar Adji.

Faktor lain yang menjadi penyebab adalah soal kesehatan sang menteri. Dua menteri, masing-masing Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menneg BUMN Mustafa Abubakar juga menjadi perhatian publik.

"Dengan kondisi kesehatan menteri yang terganggu, menteri dianggap tak maksimal bekerja untuk rakyat. Di sisi lain publik juga merasa tak nyaman jika sang menteri dipaksa bekerja keras di saat dalam kondisi sakit yang serius," demikian Adji
Alfaraby.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar