Hatta : Tingkatkan Produksi Migas dengan paradigma baru cost recovery

Bookmark and Share
http://images.detik.com/content/2011/09/20/727/Hatta-dan-Dirut-Pertamina-content.jpg
Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, ongkos ekplorasi dan eksploitasi kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) atau cost recovery minyak dan gas merupakan investasi. Karenanya tidak boleh dianggap sebagai beban. Sebab cost recovery itu berperan meningkatkan produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi.

"Cost recovery adalah sebuah elemen investment yang harus dipegang. Sangat tidak relevan sebuah pertanyaan kenapa cost of recovery-nya meningkat tapi produksinya menurun," ujar Hatta saat membuka Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Selasa (20/9).

Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini, tidak berarti kalau produksi menurun cost recovery juga menurun. Penggelontoran dana untuk cost recovery tidak perlu disayangkan, asalkan diterapkan secara tepat . Sebagai contoh, jika ada sumur produksinya bisa mencapai 2.000 barel. Namun, 1.900 barel berisi air sedangkan minyaknya hanya 100 barel. "Airnya di-treatment sehingga cost recovery-nya menjadi tinggi," ujar Hatta.

Dia menjelaskan, seiring makin terbatasnya energi fosil serta gaya hidup manusia modern yang tidak bisa lepas dari kebutuhan energi, dipastikan suplai energi menjadi tantangan terbesar ke depan. Pertumbuhan ekonomi juga membutuhkan suplai energi seperti minyak, gas, dan listrik yang cukup.

Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjut Hatta, paling tidak dibutuhkan 1,25 persen pertumbuhan di sektor energi. Apabila pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen, dipastikan pertumbuhan energi harus sekitar 10 persen. Sebuah tantangan besar bagi komunitas migas di tanah air.

Tahun ini ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,5 persen, meningkat menjadi 6,7 hingga 6,9 persen pada 2012. Pada 2014 ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh di atas 7 persen jika tidak terjadi krisis global. Ketika itu pendapatan per kapita sudah mendekati US$ 5.000 dengan GDP US$ 1,2 triliun. "Ini membutuhkan suplai energi cukup," kata Hatta.

Dia memperkirakan, pada tahun 2025 permintaan Indonesia terhadap suplai minyak dan gas akan tumbuh lebih dari 8 juta barel oil equivalen per hari. Saat ini permintaan masih berada pada kisaran 2,5 juta barel oil equivalen per hari. "Agar suplai energi tetap aman, kita harus meningkatkan produksi minyak dan gas bumi dengan cara meningkatkan investasi, eksplorasi, dan temuan ladang baru," jelas Hatta.

Itu sebabnya hambatan-hambatan investasi harus disingkirkan. Misalnya, harus ada kepastian dalam pembebasan lahan, birokrasi yang efesien sehingga pengurusan izin tidak menghabiskan banyak waktu serta tidak ada pungutan liar. Keluhan soal banyaknya pemerintah daerah yang sering mengeluarkan peraturan yang menghambat harus diselesaikan.

"Kita butuh investasi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Supaya ketersediaan energi tetap terjadi. Pertumbuhan ekonomi pun bisa terus digenjot demi kesejahteraan rakyat," kata calon besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Sumber : detiknews.com/read/2011/09/20/223902/1726840/727/hatta-tingkatkan-produksi-migas-dengan-paradigma-baru-cost-recovery?9922022

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar