Jatuh Dari Lantai 8, TKI Asal Malang Tewas di Singapura

Bookmark and Share

MALANG, KOMPAS.com - Tenaga Kerja Indonesia (TKI), asal Kabupaten Malang, ditemukan tewas karena terjatuh dari lantai 8, di rumah majikannya di Singapura.

Korban bernama Ririn Handayani (23), warga RT 04 RW 01 Jalan Sarangan, Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

Korban adalah anak dari pasangan Abdul Manan dan Makayah. TKI yang masih belum menikah itu berangkat ke Singapura pada 5 Januari 2012 lalu.

Menurut keterangan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Kabupaten Malang, Djaka Ritamtama, Rabu (8/2/2012), korban di Singapura sudah pindah majikan sebanyak dua kali.

Di majikan pertama, atas nama Goh Leong Hang, korban merasa tidak kerasan. Dimajikan kedua, bernama Shang Ying Fong. "Saat bekerja dimajikan kedua itu, korban mengalami kecelakaan kerja. Yakni terjatuh dari lantai 8, di rumah majikannya, hingga meninggal dunia," katanya.

Sesuai dengan laporan yang diterima Disnakertrans Kabupaten Malang, pihak kepolisian Singapura telah memeriksa dan menyatakan bahwa korban murni mengalami kecelakaan kerja saat membersihkan teralis besi rumah majikannya.

Waktu terjatuh cerita Djaka, korban tidak langsung meninggal dilokasi kejadian. Ia meninggal saat berada di rumah sakit. "Korban terjatuh pada 6 Februari 2012 lalu. Pada 7 Februari diinfornasikan oleh PT Surabaya Yudha Citra Perdana, bahwa TKI asal Kabupaten Malang tersebut telah meninggal akibat terjatuh dari lantai 8," kata Djaka.

PT Surabaya Yudha Citra Perdana itu adalah Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang memberangkatkan Ririn Handayani ke Singapura.

"Saat ini, jenazah korban sedang dalam proses pemulangan ke Indoensia. Pihak keluarga yang disni, akan menjemput ke Bandara Juanda Surabaya," katanya.

Djaka menambahkan, pihak PT Surabaya Yudha Citra Perdana, sudah memberikan sumbangan uang kepada keluarga korban untuk digunakan selamatan. "Pihak PPTKIS juga akan menguruskan asuransi bagi korban," katanya.

Sementara itu, Koordinator Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Timur, M Cholily, TKI yang bekerja di Singapura hampir semuanya kurang dibekali pelatihan.

Padahal, pelatihan sangat penting karena situasi rumah di sana berbeda dengan di Indonesia. Sehingga, pelaksanaan kerja para pembantu rumah tangga tersebut cukup membahayakan jiwa mereka karena lokasinya berada di tempat ketinggian yang membahayakan.

"Menjemur pakaian, membersihkan jendela atau apapun di lokasi lantai 8 sangat membahayakan. TKI asal Indoensia, tidak terbiasa bekerja ditempat seperti itu," katanya.

Namun, Cholily mencurigai kasus yang menimpa Ririn Handayani itu. Karena hampir setiap bulan ada 3 sampai 4 kasus TKI di Singapura meninggal akibat kasus yang sama.

"Menurut saya, patut dicurigai. Bisa saja bunuh diri karena faktor adanya tekanan dari majikan hingga menyebabkan bunuh diri. Bisa saja faktor pelecehan seksual," katanya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar