Guru Bantah Larang Alvin Ikut Ulangan karena Tak Beli Buku

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Murid-SD.jpg

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kepala SD Pasar lama 1, Maserah Banjarmasin enggan berkomentar. Dia beralasan sibuk karena ada anggota keluarganya yang hendak menunaikan ibadah haji. "Maaf, kami sibuk. Tentang Alvin, sama seperti sebelumnya, kami menegaskan tidak ada paksaan murid membeli buku itu," ujarnya.

Seperti diberitakan BPost, Sabtu (15/10), gara-gara tidak membeli buku tulis bersampul gambar dewan guru, murid kelas satu, Muhammad Alvin Najmi (6) mengaku tidak boleh mengikuti ulangan matematika.

Beberapa hari lalu, Maserah mengatakan tidak semua muridnya menggunakan buku khusus yang dijual di koperasi sekolah. "Si anak itu (Alvin) untuk kesekian kalinya tidak membawa buku ulangan untuk matematika, sehingga tidak mengikuti (ulangan). Pada ulangan sebelumnya, dia sudah diminta membawa jika ada ulangan lagi. Gurunya juga ingin mengajarkan agar belajar tertib. Bukunya tidak dicampur-campur. Tak ada kewajiban membeli di koperasi," katanya.

Pembelaan diri juga dilakukan Wali Kelas Alvin, Budimawati. Dia mengatakan meski tidak membawa buku tulis khusus, Alvin tetap boleh mengukuti ulangan. Namun, ketika disuruh mengerjakan, Alvin menolak. "Dia tetap saya ajak mengikuti ulangan," kata guru yang telah mengajar selama 33 tahun itu.

Menurut Budimawati, perilaku hiperaktif Alvin yang menyebabkan dia tidak mau mengerjakan ulangan. "Saya tetap menjalankan tugas sebagai seorang guru, yakni melaksanakan wajib belajar selama sembilan tahun. Yang tidak bisa membaca saja, saya bawa ke rumah untuk diajari membaca, masak ulangan harian saja dilarang," katanya.

Menyikapi permasalahan itu, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Banjarmasin, M Syarwani mengaku sudah memerintahkan pengawas sekolah untuk mengeceknya. "Namun belum ada laporannya. Kami juga belum mengetahui penjualan buku itu sudah disetujui atau belum oleh komite sekolah," ujarnya.

Meski belum menerima laporan, Syarwani menduga sang guru mempunyai pertimbangan khusus. "Saya yakin tak ada guru yang ingin menyesatkan anaknya (murid) termasuk soal ulangan dan nilai. Guru pasti ingin mencerdaskan anaknya," kata Syarwani.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar