Besok Jeng Reni dan Mas Ubai Dikirab Melalui Rute Ini

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/20111014_GLADI_PENJEMPUTAN_Achmad_Ubaidillah.jpg

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Setelah upacara panggih pernikahan putri bungsu Sultan Hamengkubuwono X Yogyakarta, GRAy Nurastuti Wijayareni (GKR Bendara) dengan Achmad Ubaidillah (KPH Yudanegara, Selasa (18/10/2011) pagi selesai, sorenya Jeng Reni dan Mas Ubai akan dikirab.

Jeng Reni dan Mas Ubai akan dikirab menggunkana Kereta Jongwiyat, kereta yang dibuat pada tahun 1870. Kereta ini di pakai Hamengkubuwono VI untuk berperang dan untuk inspeksi pasukan. Kereta ini terakhir di gunakan untuk Kirab pengantin Putri pertama Sultan Hamengku Buwono X, GKR Pembayun.

Kereta pengantin tidak hanya berisikan GKR Bendara dan KPH Yudanegara, tapi ada dua orang patah. Kereta Kyai Jongwiyat ini akan ditarjik kuda kuda 4 ekor.

Mempelai kemudian akan dikirab dari kraton ke arah kepatihan. Diawali dari Keben kemudian ke Utara lewat Rotowijayan - masjid kauman - museum sonobudoyo - perempatan kantor pos - Pasar Beringharjo - masuk ke Kepatihan.

Awalnya, para prajurit kraton telah bersiap berbaris di dalem Bangsal Ponconiti. Sementara pengantin sudah siap berangkat dari dalem Gedung Srikaton dengan menggunakan kereta Jongwiat ke luar dari lokasi Kraton melalui jalan Rotowijan lalu menuju ke utara. Melalui masjid Gedhe, lalu ke utara lagi melalui kantor pos besar.

Perjalanan dilanjutkan ke arah utara lagi melewati pasar Beringharjo, Toko Batik Terang Bulan hingga menuju ke arah Bangsal Kepatihan. Iring-iringan pengantin akan dikuti oleh seluruh keluarga kraton dan para abdi dalem kraton Yogyakarta.

"Sesampai di Kepatihan kami istirahat dulu, untuk makan malam. Acara resepsi pernikahan akan digelar jam 7 malam," ungkap Jeng Reni, sebelum menjalani pingitan.

Iring-iringan kirab kereta, sebelum mempelai kereta pertama adalah keberisikan utusan Sri Sultan Hamengkubuwono X yakni GBPH Yudhaningrat dan GBPH Tjondrodiningrat. Kereta yang digunakan Landower Hijau, ditarik 2 ekor kuda.

Setelah kereta mempelai, kereta Landower biru, dengan empat ekor kuda membawa Ir GBPH Suryodiningrat dan istrinya, serta dr GBPH Suryometaram dan istri.

Kereta keempat yakni kereta Landower hitam dengan dua ekor kuda. Kereta ini berisikan besan yakni Muhammad Rizki Adhari (kakak sulung Mas Ubai) dan ibu Nurbaeti Helmi (ibunya)

Kereta besar dengan yang berisikan 10 orang penari bedaya manten dengan keparak (pengirit) yang akan memberikan aba-aba, bertanggung jawab akan ada di belakang besan. Para penari akan menaiki kereta Kyai Roto jumlah kuda 4 ekor.

Juga ada kereta mengangkut 14 penari laki-laki. Penari ini akan membawakan tarian lawung ageng,

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar