70 Persen Anak dan Remaja Alami Gangguan Karies Gigi

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/peluncuran-live-learn-laugh.jpg

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karies dan penyakit gigi lainnya merupakan gangguan gigi yang paling banyak diderita oleh masyarakat dunia.

Menurut data yang diambil dari ‘The Oral Health Atlas, Mapping a Neglected Global Health Issue’ by Beaglehole et al. 2009’, sebanyak 70 persen rata-rata penduduk dunia berusia 6-19 tahun memiliki karies.

Langkah sederhana namun efektif untuk mengatasinya adalah dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride. Namun sayangnya, hanya 20 persen masyarakat dunia yang memiliki akses terhadap hal tersebut.

”Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal fundamental bagi kesehatan umum karena mulut yang sehat memungkinkan individu untuk berbicara, makan, bersosialisasi tanpa mengalami rasa sakit, rasa tidak nyaman, maupun rasa malu," ungkap Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI, Bapak Dr. Bambang Sardjono, MPH saat peluncuran Program Live, Learn & Laugh (LLL) Wujud Kemitraan FDI World Dental Federation dengan Unilever di Jakarta, Selasa (7/6/2011).

Hadir saat peresmian President FDI World Dental Federation, DR. Roberto Vianna, bertempat di TK Patra II, Jakarta Pusat itu Debora Herawati Sandrach selaku Personal Care Director PT. Unilever Indonesia, Tbk, dan Drg. Zaura Anggraeni, MDS selaku ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).

Saat ini, kata dia sebanyak 62,4 persen penduduk Indonesia merasa terganggu pekerjaan/sekolahnya karena sakit gigi selama rata-rata 3,86 hari per tahun. "Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi, walaupun tidak menimbulkan kematian secara langsung, dapat menurunkan produktivitas kerja," ungkapnya.

Debora Herawati Sandrach mengungkapkan fakta inilah yang mendorong terjadinya kemitraan antara FDI dan Unilever untuk meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut di dunia, khususnya di Indonesia.

"Pada fase awal program, kata dia kemitraan ini berhasil menjangkau setidaknya 1 juta orang melalui 40 proyek yang tersebar di 37 negara, termasuk Indonesia," ungkapnya.

Roberto Vianna, selaku Presiden FDI mengungkapkan, ”Sebagai bagian dari kemitraan global antara Unilever dan FDI, saya sangat bangga dengan program LLL di Indonesia yakni “Training of Trainer Dental Health Education in The Community” dan ambisi mereka untuk mengedukasi lebih banyak lagi kader dan anak-anak sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia.”

Drg. Zaura Anggraeni, MDS, mengatakan program LLL di Indonesia ini memfokuskan pada pemberdayaan segenap unsur masyarakat yang diwujudkan melalui program pelatihan kader kesehatan gigi yang terdiri dari orang tua murid, guru Sekolah Dasar, guru Taman Kanak-Kanak/Pendidikan Usia Dini (PAUD) serta kader Posyandu.

Pada fase pertama di tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, program LLL berhasil diluncurkan di 70 sekolah, 35 Pusat pelayanan kesehatan masyarakat Terpadu (Posyandu) dan 2 rumah singgah dengan melatih 700 kader serta mengedukasi 45.000 anak-anak dan masyarakat di Bogor (Jawa Barat), Karawang (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Tangerang, Cikupa (Banten), Jakarta Barat, Sukabumi (Jawa Barat), Cibubu dan Kramat Jati, Jakarta Timur (Rumah Singgah Anak Jalanan).

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar