Mengapa Pasien Sakit Gigi Tak Mau Konsultasi ke Dokter?

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/ilustrasi-gigi1.jpg

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 52 persen pasien gigi tidak melakukan perawatan maupun konsultasi ke dokter. Demikian hasil studi yang dilakukan di seluruh dunia. Celakanya, dari keseluruhan pasien penyakit sensitif, 75 persen tidak pernah melakukan perawatan sederhana.

'Bagi yang mempunyai penyakit gigi sensitif tidak boleh sembarangan menggunakan pasta gigi. Perlu pasta khusus gigi sensitif," ungkap Dr. How Kim Chuan, Periodontist dan Konselor FDI World Dental Federation di Jakarta, Sabtu (8/10/11).

Kondisi ini kata dia, disebabkan antara lain karena miskomunikasi bahwa rasa sakit dan gangguan gigi sensitif bukan sesuatu yang serius, sehingga tidak perlu melakukan perawatan apalagi dengan menggunakan produk khusus gigi sensitif sampai harus periksa ke dokter gigi.

Dr. How Kim Chuan menanyatakan rasa nyeri muncul saat dentin yang membentuk hampir seluruh bagian gigi sebenarnya cukup berpori, dengan jutaan saluran kecil menuju saluran saraf di tengah terbuka, maka sejumlah rangsangan (stimuli) pada dentin yang terekspos tersebut mudah menyebabkan rasa sakit.

"Pengelolaan hipersensitivitas dentin cenderung empiris karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme transmisi rasa sakit melalui dentin. Namun demikian, hasil studi klinis menunjukkan bahwa lapisan sumbatan dentin (oklusi tubulus dentin) yang terbentuk efektif meredakan rasa sakit pada gigi sensitif," katanya.

Bahan aktif desensitizing agents dalam sebuah pasta gigi bekerja secara langsung menenangkan ujung saraf di dalam gigi atau memblokir saluran kecil di dalam dentin.

Strontium asetat telah terbukti secara klinis merupakan bahan aktif yang secara cepat dan efektif meredakan rasa sakit pada gigi sensitif.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar