Tradisi Cium Tangan di Hidung dan Pipi Aman Asal Cuci Tangan

Bookmark and Share
http://images.detik.com/content/2011/08/30/766/sungkem-ts-dalam.jpg
Jakarta, Beberapa pihak mengingatkan risiko penularan virus pernapasan saat sungkem di hari Lebaran, apalagi saat cium tangan pakai hidung. Meski memang lebih berisiko dibanding sungkem di pipi atau jidat, informasi ini dinilai menakut-nakuti dan malah memicu stres.

Imbauan untuk berhati-hati saat sungkem atau cium tangan mencuat di berbagai media terkait penularan Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang menyerang pernapasan. Diduga virus yang rentan dibawa oleh para pemudik ini bisa menular melalui droplet atau bercak dahak yang masuk ke hidung.

Mengingat hidung adalah pintu masuk bagi virus ataupun kuman-kuman yang menyerang pernapasan, sebagian orang menganggap cium tangan akan lebih aman jika dilakukan dengan tidak menempelkan punggung tangan ke hidung. Sebagai gantinya adalah ditempelkan ke pipi atau jidat.

Benarkah cara ini lebih ampuh mencegah penularan virus?

Pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP membenarkan bahwa virus dalam droplet yang menempel di tangan lebih mudah menular jika ditempelkan ke hidung. Namun ia menolak jika cium tangan harus dibatasi tidak boleh di hidung.

"Ketakutan yang berlebihan membuat cium tangan jadi tidak sepenuh hati. Kalau biasanya cium tangan di hidung, lalu tiba-tiba harus berubah maka secara kejiwaan juga malah tidak sehat terutama di pihak orangtua," ungkap Dr Ari Syam saat dihubungi detikHealth, Selasa (30/8/2011).

Menurut Dr Ari Syam penularan virus maupun kuman lainnya tidak akan terjadi begitu saja, karena ada 3 faktor yang mempengaruhi. Masing-masing adalah adanya kuman itu sendiri, kondisi daya tahan tubuh seseorang dan juga kondisi lingkungan pada saat itu.

Risiko infeksi saat lebaran memang lebih besar karena kondisi daya tahan tubuh menurun, terutama karena kelelahan sehabis mudik dan silaturahmi. Kondisi lingkungan juga meningkatkan risiko karena bertemu dengan banyak orang dan kadang harus seruangan dengan kerabat yang sedang tidak sehat.

Namun tidak perlu khawatir, faktor-faktor tersebut bisa diantisipasi dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan membiasakan cuci tangan dengan sabun, terutama sebelum acara silaturahmi sehingga saat sungkem tangan selalu dalam kondisi bersih dari kuman.

Cara kedua adalah meningkatkan daya tahan tubuh, baik dengan istirahat yang cukup maupun dengan mengatur pola makan yang seimbang. Air putih dan makanan yang banyak mengandung vitamin seperti sayur dan buah cukup efektif meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah tertular kuman.

Terkait imbauan untuk selalu berhati-hati saat cium tangan di hari lebaran, Dr Ari Syam menilainya terlalu berlebihan. Ia meminta dalam suasana saling memaafkan seperti ini, informasi-informasi yang belum terbukti kebenarannya jangan dipakai untuk menakut-nakuti.

"Saya belum dengar imbauan tentang risiko penularan virus itu (RSV) saat cium tangan. Tapi kalau memang ada, harusnya sudah diisolasi dulu virusnya untuk membuktikan bahwa memang ada ancaman. Tidak mudah lho mengisolasi virus itu," tegas Dr Ari Syam yang hari ini sudah lebih dulu merayakan Idul Fitri.
sumber : detikhealth.com/read/2011/08/30/120459/1713510/766/tradisi-cium-tangan-di-hidung-dan-pipi-aman-asal-cuci-tangan?l991101755

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar