Permen Karet Lindungi Pemain Orkestra dari Kerusakan Telinga

Bookmark and Share
http://images.detik.com/content/2011/08/29/763/orkes-ts-dalam.jpg
London, Berjam-jam memainkan musik bersama-sama membuat para musisi orkestra rentan mengalami kerusakan telinga. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegahnya, termasuk mengimbau para musisi untuk memakai tutup telinga dan mengunyah permen karet.

Risiko yang dihadapi para musisi jelas lebih besar dibanding penonton. Jika penonton menjadi lebih rileks ketika mendengarkan pergelaran musik klasik, para musisi yang memainkannya justru bisa mengalami stres akibat suara bising yang terus menerus.

Untuk mengurangi risiko kerusakan telinga akibat stres, The BBC Orchestra baru-baru ini mengeluarkan panduan kesehatan bagi para pemain orkestra. Panduan ini diharapkan akan diterapkan oleh semua pengelola grup musik orkestra di seluruh Inggris.

Panduan tersebut mengatakan, suara trombon dan trompet (keduanya adalah alat musik tiup) dalam sebuah orkestra dapat menyamai level kebisingan gergaji mesin yakni 92 desibel. Jika didengarkan terus menerus tanpa pelindung, risikonya antara lain tinnitus atau telinga berdenging.

Dalam sebuah orkes berdurasi 3 jam, pemain horn (sejenis trompet berbentuk melingkar) terpapar kebisingan yang setara dengan suara mesin motor yang menyala selama 30 menit. Pemain oboe (sejenis seruling) mendengarkan kebisingan yang setara dengan suara kereta bawah tanah selama 1 jam.

Selain dengan menggunakan tutup telinga, risiko kerusakan telinga akibat stres bisa dicegah dengan mengunyah permen karet. Penampilan memang sedikit dikorbankan, sebab tentunya akan terlihat kurang bagus jika para musisi tampil sambil mengunyah permen karet sepanjang konser.

Manfaat lain dari mengunyah permen karet juga bisa dirasakan oleh para pemain biola, biolin dan sejenisnya. Para musisi yang memainkan alat musik gesek seperti ini sering mengalami cedera rahang saat menjepit alat musiknya di antara dagu dan leher.

Mengunyah permen karet akan membuat rahang lebih rileks, sehingga tidak mudah mengalami nyeri maupun pegal-pegal. Akibatnya level stresberkurang, sehingga risiko kerusakan telinga, rahang maupun gangguan kesehatan secara umum lebih dapat diantisipasi.

"Saat bermusik, adrenalin menggiring para musisi pada posisi yang sangat tertekan dan tidak sehat. Selain kerusakan telinga, risiko lainnya adalah peningkatan tekanan darah, daya tahan tubuh menurun dan metabolisme berubah," ungkap Ruth Hansford, penasehat kesehatan The BBC Orchestra seperti dikutip dari Telegraph, Senin (29/8/2011)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar