
Kemiskinan dan pengangguran masih terjadi dimana-mana, sementara korupsi masih merajalela. Pemandangan orang antri minyak tanah belum bisa terhapus dari negeri ini, apalagi menghapus korupsi yang semakin mengakar. Dalam keterbatasan apakah kita malu mengakui segala kekurangan ini.
Di tengah kegusaran kita sebagai bangsa yang katanya negara demokrasi nomor tiga di dunia setelah India dan Amerika Serikat. Mestinya kita bercermin kenapa kita ketinggalan dari Malaysia padahal kita merdeka lebih dulu. Sebagai sebuah bangsa kita bangga karena kita merdeka dengan tetesan keringat dan darah. Sementara saudara serumpun Malaysia merdeka karena pemberian Inggris. Malaysia juga bukan negara demokratis. Mari renungkan bersama bahwa nafsu menimbun, memperkaya diri, dan kekuasaan tidak pernah ada puasnya. Para pemimpin seyogyanya lebih peduli kepada sesama terutama yang tengah menderita, berbagi, membuka diri penuh cinta untuk yang lain.
Inilah kepedulian sosial, apabila dilaksanakan secara simultan niscaya akan terwujud keharmonisan di negeri ini atau di kehidupan rakyatnya. Semoga...!(USR)***
.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar