"Melihat kondisi iklim sekarang ini rasanya sulit menekan serangan OPT dibawah 10%". celetuk seorang petugas manakala Pak Dirjen menyampaikan bahwa keberhasilan kinerja kita diukur dari keberhasilan kita dalam menekan serangan OPT dibawah 10%.
Ucapan Pak Dirjen tersebut merupakan cambuk bagi para petugas lapang baik itu Mantri Tani, PPL, dan POPT-PHP agar mereka terpacu dan bekerja saling sinergis dan dinas terkait harus cepat dalam mengelola permasalahan OPT. Cepat bertindak dan terukur sehingga mampu mengelola masalah OPT (hama-penyakit) tanaman padi. OPT sendiri bersifat dinamis dan cepat berkembang biak sehingga dibutuhkan kecepatan bertindak, birokrasi yang bertele-tele apalagi dalam hal rekomendasi maka niscaya akan kecolongan.
Maka untuk menjawab tantangan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang disampaikan oleh Pak Dirjen maka semua jajaran dinas pertanian baik struktural maupun fungsional harus bekerja saling bahu-membahu dan sinergis dengan petugas lapang (Mantri Tani, PPL, dan POPT) mengawal petani.
Untuk kelompok yang optimis menganggap himbauan tersebut merupakan tantangan yang harus diwujudkan bahwa menekan serangan dibawah 10% target yang harus direalisasikan bukan untuk dijadikan polemik. Syaratnya adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, saling kerjasama, tanggalkan ego sektoral yang berlebihan, mari sejahterakan petani, jangan melihat warna baju atau bendera dari mana kita berasal. Obyek kita adalah satu PETANI INDONESIA. Amankan produksi mereka. Satu kata kunci SINERGIS di lapangan untuk kemakmuran petani agar terhindar dari serangan OPT.
.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar