Menurut salah seorang sumber, kegiatan ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan dan mendoakan bagi korban yang tewas dalam tragedi maut tersebut.
Rangkaian prosesi istighosah terbagi menjadi dua sesi acara, yang pertama acara doa bersama lingkup jajaran DAOPS IV Semarang yang dimulai sehabis sholat Jum’at, kemudian pada pk. 17.00 WIB dilanjutkan doa bersama warga masyarakat dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur muspika serta muspida kabupaten Pemalang yang berakhir dengan sholat Maghrib bersama.
Sejak pk.14.00 WIB masyarakat berdatangan menuju lokasi karena terdengar kabar komedian Tukul Arwana akan menghadiri acara tersebut, hal ini dikaitkan dengan salah seorang keponakan Tukul yang menjadi korban dalam peristiwa maut itu. Entah siapa yang pertama kali menghembuskan berita tersebut sehingga menjadi bahan obrolan yang meluas di masyarakat. Duka yang mendalam para keluarga korban yang meninggal maupun yang luka berat menoreh cerita yang menyayat hati dan merupakan lembaran hitam moda transportasi darat terutama bagi jajaran perkereta-apian Indonesia.
Menurut warga istighosah kali ini yang terbesar mungkin karena menelan jumlah korban banyak dan menjadi berita nasional sehingga PT KAI menggelar acara ini, karena sebelumnya juga pernah terjadi kurang lebih 6 bulan yang lalu saat terjadi kecelakaan warga kauman Petarukan tewas saat melintas rel kereta api. Atas inisiatif keluarga korban dan warga sekitar digelar acar istighosah di stasiun , ternyata acara serupa berulang lagi.
“Setiap warga mimpinya hampir sama semua, yakni melihat banyak mayat berjejer dan orang-orang yang sedang berjualan bunga di pelataran stasiun ini,” kata Windol berkisah.
Lanjut Windol (44) berkisah sebelumnya tidak pernah terjadi mimpi massal seperti itu. Baru kali ini mengalami hal aneh yang dirasakan oleh banyak warga. Bahkan tadinya, warga menganggap mimpi itu hanya sebagai kembang tidur saja. Namun setelah melihat kejadian tragis ini, sejenak berfikir, mungkin warga sudah diingatkan lebih dulu.
“Memang mimpi ini tampak aneh, dan sulit dipercaya. Mungkin sebagai pengingat saja, supaya warga sekitar lebih berhati-hati,” paparnya.
Windol (44) bapak 6 putra yang tinggal dibelakang stasiun kereta api merasakan
ikut sedih dengan malapetaka ini. Ia pun mengucapkan turut bela sungkawa kepada keluarga korban. Meski tidak bertemu langsung dengan keluarga korban, minimal dalam hatinya selalu mendoakan arwah penumpang tersebut. Apakah ini firasat atau factor kebetulan belaka, yang jelas kecelakaan maut KA Senja Utama Vs Argo Bromo Anggrek itu benar-benar telah terjadi melengkapi daftar panjang kecelakaan kereta api di Indonesia.(USR)***
.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar