Guru Menampar Diselidiki, Emosional atau Murid Keterlaluan?

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/guru-stress.jpg

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi pengaduan beberapa pelajar SMKN 29 Penerbangan Jakarta Selatan yang melaporkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh gurunya ke Komisi Perlindungan Anak, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI akan mempelajari kasusnya terlebih dulu. Namun Disdik DKI juga berpendapat kualitas tawuran yang dilakukan pelajar belakangan ini makin meningkat.

Menurut Wakil Kepala Disdik DKI, Agus Suradika, pihaknya masih memperdalam perlakuan oknum guru yang menampar muridnya dan dilaporkan beberapa pelajar mengalami memar dan luka. "Kita masih perdalam soal itu (guru tampar murid). Dalam situasi emosional bisa saja terjadi. Bukan zamannya lagi guru mendidik dengan kekerasan," ujar Agus, Selasa (13/12/2011) di Balai Kota.

Dikatakannya, pihaknya akan menelisik kasus tersebut apakah benar gurunya yang tidak bisa menahan emosi atau memang muridnya yang sudah keterlaluan. Jika guru tersebut melanggar kode etik, maka akan dibawa ke PGRI. Namun bila kasusnya kriminal, akan diserahkan ke kepolisian.

"Itu sebabnya kan karena murid-muridnya habis tawuran. Sekarang ini kuantitas tawuran memang menurun, tetapi kualitasnya meningkat. Kalau tawuran, anak-anak itu bawa parang, gear, rantai, dan sebagainya yang bisa mencelakakan orang lain," ucapnya.

Seperti diberitakan, guru SMKN 29 dilaporkan menampar murid-muridnya yang terlibat tawuran dan dirazia oleh anggota Polres Jakarta Selatan di terminal Blok-M, Jakarta Selatan.

Dalam razia itu, polisi mendapatkan senjata tajam yang dibawa oleh sejumlah pelajar dan melakukan pendataan. Hari itu juga datang tiga guru SMKN 29 dan menampar murid yang terlibat tawuran. Keesokan harinya, pelajar yang terkena razia kembali dikumpulkan di suatu ruangan dan kembali mendapat tindak kekerasan oleh gurunya, seperti yang dilakukan oleh seorang guru agama.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar