VIVAnews - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) membangun kantor bupati baru senilai Rp33 miliar ketika puluhan ribu warga yang menetap di 150 desa yang tersebar di 32 kecamatan dilaporkan terancam rawan pangan serius.
Anggota Komisi C DPRD TTS, Arifin Betty yang dihubungi di Soe, melalui saluran telepon, mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Bupati TTS, Paul Mella untuk memberikan penjelasan terkait rencana pembangunan kantor bupati dan upaya penanganan terhadap ancaman kelaparan yang kini melanda ratusan desa.
"Bupati harus memiliki skala prioritas, apakah dalam kondisi keprihatinan dimana lebih dari 40 persen warga terancam kelaparan sementara pemerintah membangun kantor yang megah. Mestinya rencana pembangunan itu ditunda walaupun sudah direncanakan lama," kata Arifin, Selasa 6 September 2011.
Dia berharap, pemerintah menggunakan dana cadangan yang dialokasikan di sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk mengatasi kasus kelaparan di wilayah itu, dan menunda pembangunan kantor yang megah.
Puluhan ribu warga di daerah itu dalam kondisi memprihatinkan karena untuk bertahan hidup mereka harus mencari biji asam untuk diolah menjadi bahan makanan pengganti beras dan jagung.
"Biji asam yang sudah tua digoreng dan ditumbuk untuk dipisahkan kulit dan bijinya. Biji asam tersebut direndam dalam air selama dua hari sebelum dimakan,” kata Yupiter Atinus, tokoh masyarakat Kepala Desa Oekiu, Kecamatan Amanuban Selatan, TTS.
Sementara Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten TTS, Mesrain Fallo, mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan kantor bupati sebesar Rp33 miliar lebih yang secara teknis akan dikerjakan bertahap selama 3 tahun. Menurut Fallo, dana tersebut dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAU). “Proses tender baru akan dilakukan Oktober mendatang,” ujarnya. (Laporan: Jemris Fointuna | Kupang, umi)
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar