Industri ikan sarden kekurangan pasokan

Bookmark and Share
http://photo.kontan.co.id/photo/2012/02/04/357667179p.jpg

JAKARTA. Awal tahun 2012 menjadi saat yang buruk bagi industri pengolahan ikan dalam negeri. Cuaca yang tidak mendukung dan berlakunya larangan impor membuat industri ini terus mengeluh kekurangan bahan baku.

Keluhan terbaru datang dari industri pengalengan ikan sarden. Suplai bahan baku ikan lemuru atau sarden dari nelayan lokal terus menurun sehingga industri tidak berproduksi maksimal.

Hendri Sutadinata, Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) bilang, sejak dua minggu terakhir, perusahaan pengalengan ikan sarden rata-rata hanya mendapatkan pasokan ikan lemuru 2 ton per hari. "Jika dibiarkan, banyak perusahaan yang akan menghentikan produksi," katanya, Jum\'at (3/2).

Pasokan ikan nelayan lokal juga sangat kurang. Hendri menghitung, dari 15 perusahaan pengalengan ikan sarden yang menjadi anggota Apiki, membutuhkan pasokan 600 ton per hari. Sebab, rata-rata kapasitas produksi per pabrik sebanyak 40 ton per hari.

Oleh karena itu, dia meminta kran impor ikan lemuru tidak dipersulit. Tanpa membeberkan jumlah detailnya, menurut Hendri hanya sedikit perusahaan pengalengan ikan yang melakukan impor ikan lemuru. Impor hanya bagi perusahaan yang masih memiliki sisa izin impor tahun lalu.

Hendri memprediksikan, pasokan ikan lokal yang masih tersedia hanya mampu menyuplai 10% total kebutuhan industri pengalengan ikan sarden. Di Indonesia sendiri, ikan lemuru mayoritas dihasilkan dari perairan laut wilayah Muncar, Jawa Timur.

Sebelumnya, sejumlah pengusaha pengolahan ikan juga mengeluhkan kesulitan memenuhi bahan baku. Mereka adalah pelaku industri pengolahan ikan pindang, fillet kakap, tuna, kepiting, dan patin. Selain pembatasan impor, cuaca buruk membuat nelayan tidak bisa melaut.

Herman Sutjiamidjaja, Direktur PT Dharma Samudera Fishing Industries (DSFI) mengatakan, pasokan bahan baku ikan kakap fillet anjlok sejak akhir Desember 2011. Jika pada pertengahan 2011 hingga Desember, ia bisa memperoleh 1 ton-2 ton ikan kakap per hari, Januari lalu, ia hanya mendapat pasokan 3 ton-4 ton saja. "Cuaca buruk dan angin besar melanda pasokan ikan seret," katanya.

Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) mengakui posisi sulit industri pengolahan ikan, terutama industri pengalengan ikan sarden. "Saat ini industri pengalengan hanya bisa memakai kapasitas minimum," katanya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar