Maret: Ancaman Radiasi Nuklir Usai Gempa

Bookmark and Share
http://images.detik.com/content/2011/12/21/763/nuklir-ts-dalam.jpg
Jakarta, Gempa dan tsunami dahsyat yang mengguncang Jepang pada 11 Maret 2011 memunculkan kekhawatiran terkait radiasi nuklir seperti yang pernah terjadi di Chernobyl. Pasalnya, instalasi nuklir Fukushima diyakini bocor akibat bencana tersebut.

Kebocoran yang terjadi bisa menimbulkan 2 macam dampak yang bisa dialami oleh warga sekitar yakni akut dan jangka panjang. Dampak akut bisa sangat mematikan, namun relatif cepat ketahuan dari gejalanya yakni mual muntah, diare hingga pusing-pusing.

Dampak jangka panjang juga tidak kalah mengerikan, meski tidak langsung muncul seketika. Radiasi tingkat rendah yang terakumulasi selama bertahun-tahun bisa memicu kanker, penuaan dini serta mutasi genetik yang sama-sama bisa menyebabkan kematian.

Untuk mengantisipasi dampak radiasi tersebut, pemerintah Jepang ketika itu segera melakukan pemeriksaan terhadap warga yang tinggal di sekitar instalasi nuklir Fukushima. Hasilnya memang ditemukan ada paparan radiasi, namun secara umum masih di bawah batas normal.

Langkah antisipasi juga dilakukan di negara lain, misalnya dengan memeriksa kontaminasi radioaktif pada bahan makanan maupun pendatang dari Jepang. Tak terkecuali, Indonesia juga melakukan hal yang sama hingga sebagian orang sempat takut untuk makan di restoran Jepang.

Beberapa bulan setelah bencana itu berlalu, radasi dalam bahan makanan asal Jepang justru baru ditemukan pada Desember 2011 yakni di susu formula bermerek Meiji Step. Namun di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjamin produk tersebut tidak dijual di Indonesia.

Dampak lain dari bencana di Jepang dan kerusakan reaktor nuklir Fukushima adalah kontroversi rencana pembangungan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di kawasan Bangka-Belitung. Banyak pihak menilai, Indonesia belum siap untuk mengantisipasi kerusakan seperti yang terjadi di Fukushima.

Meski begitu, tak sedikit juga yang menganggap nuklir lebih ramah lingkungan dibanding pembangkit listrik bertenaga fosil misalnya batubara. Selama radiasinya tidak bocor, nuklir menghasilkan energi dengna sangat efisien dan bahkan limbahnya juga masih bisa diolah jadi energi.
sumber : .detikhealth.com/read/2011/12/21/145459/1796688/763/maret-ancaman-radiasi-nuklir-usai-gempa?l1102755

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar