Ubai Belajar Ucapkan Lafal Ijab Qabul

Bookmark and Share
http://jateng.tribunnews.com/foto/bank/images/GRAj-Nurastuti-Wijaren.jpg
TRIBUNJATENG.COM YOGYA, TRIBUN - Pernikahan agung putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, GRAj Nurastuti Wijareni yang bergelar GKR Bendara dengan Achmad Ubaidillah (KPH Yudanegara)
akan menjadi perhelatan indah sepanjang masa. Maka calon pengantin harus melakukan gladi bersih agar pada saat harinya nanti, mereka bisa tampil sempurna.

Begitu halnya dengan Ubai, panggilan akrab Achmad Ubaidillah ini pun harus merelakan cuti jauh hari sebelum hari H. Ubai mengatakan mendapat cuti 12 hari dari tempatnya bekerja. Padahal 4 hari sudah dipergunakan untuk gladi bersih, sehingga Ubai hanya memiliki waktu sekitar 8 hari mulai 16 Oktober hingga 23 Oktober.

"Waktu untuk cuti memang mepet, jadi usai perhelatan hanya sisa waktu 3 hari setelah itu saya sudah harus kembali ke Jakarta," ucap Ubai di sela-sela gladi bersih penjemputan manten lanang, di ndalem Mangkubumen, Jumat (14/10).

Ubai juga mempersiapkan hal lainnya seperti harus belajar bahasa Jawa, karena pada saat melakukan prosesi ijab qabul, Ubai harus menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. Ubai berusaha mempelajari adat istiadat Jawa. Ubai yang asli Lampung itu mengaku tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan budaya Jawa, namun khusus untuk pelafalan ijab qabul dengan bahasa Jawa, Ubai mengaku tak mau sampai salah.

Ubai mengatakan untuk ijab qabul dengan bahasa Jawa itu ia harus membaca dengan intonasi yang benar. Mengenai cara membaca intonasi, Ubai banyak belajar dari calon istrinya Jeng Reni atau kanjeng Ratu mengenai pelafalan dengan cara Jawa. "Minimal intonasinya medhok apalagi pakai bahasa Jawa halus jadi mau tidak mau ya saya harus banyak bertanya. Jangan sampai di acara besar saya itu menjadi salah," ucap Ubai.

Hampir setiap saat ada waktu luang, Ubai melakukan latihan untuk melafalkan ijab qabul tersebut. Dia berharap pada ijab qabul tidak mengalami hambatan dan diberi kelancaran. "Mudah-mudahan dilancarkan, juga untuk persiapan nyantri nanti saya menyiapkan mental dan fisik dengan istirahat cukup dan vitamin untuk daya tahan tubuh," ucapnya.

Meski menemui adat istiadat yang berbeda, Ubay mengaku menikmati dan merasa senang. Ia juga tak pernah mau membayangkan apa saja yang harus dipelajari dan memilih untuk menjalaninya saja. "Saya tidak mau membayangkan, hanya mau menjalani. Kalau membayangkan malah makin berat nanti," tuturnya.

Dalam hal beradaptasi dengan keluarga Kraton, Ubai juga merasa tak menemui kesulitan. Baginya yang penting dijalani saja tidak perlu sulit, yang jelas perasaannya sangat senang bisa menikah. Lagi pula sebelumnya Ubai sudah pernah melihat pernikahan Kraton yang dulu. Sehingga kalau membicarakan masalah adat, Ubai sudah tidak merasa kaku lagi.

Kereta Jongwiat sudah siap

Masih acara gladi bersih pada sore hari, sekitar pukul 3 sore, GBPH Yudhaningrat selaku penanggung jawab kirab melakukan persiapan gladi bersih yang dimulai dari Museum Kreta Rotowijayan menuju ke alun-alun utara. Kereta Kyai Kanjeng Jong Wiyat yang merupakan kereta peninggalan kraton.

"Sekitar 20 kuda kami siapkan untuk mengawal kereta yang digunakan untuk kirab," ujar Gusti Yudha.

Gusti Yudha mengatakan selain kereta Kyai Kanjeng Jong Wiyat juga akan dikeluarkan 10 kereta koleksi kraton antara lain kereta kyai landower surabaya, kereta kyai Permili, kereta Kyai Kus Ijem, kereta Kyai Roto Biru, kereta Kyai Kuthokaharjo, Kereta Kyai Puspoko Manik, Kereta Kyai Kus Gading.

"Akan ada kusir khusus, penongsong dan pengamping yang sudah kita siapkan, dan tadi juga ikut gladi bersih," ucapnya.

Sultan Minta Maaf

Pada kesempatan yang sama, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait akan ditutupnya Jalan Malioboro dan sekitarnya ketika prosesi pernikahan putrinya GKR Bendara dengan KPH Yudhanegara. Rencananya, area jalan dari Kraton, sepanjang Malioboro hingga komplek Kepatihan, akan ditutup untuk kirab pengantin pada Selasa (18/10) sore mendatang selama 3 jam.

"Tolong sampaikan permintaan maaf saya kepada sebagian masyarakat Yogya khususnya pengguna jalan Malioboro pada tanggal 18 Oktober mendatang adanya penutupan jalan selama 3 jam dan mengganggu kenyaman," ungkap Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (14/10/2011).

Sultan juga berharap penutupan jalan tersebut setelah kegiatan pasar Beringharjo selesai aktivitas ekonominya. Sebab lanjutnya, Sultan juga tidak ingin merugikan pelaku ekonomi di pasar Beringharjo.
Rencananya area setelah Pasar Beringharjo itu akan ditutup mulai pukul 15.30 WIB atau 16.00 WIB saat pasar sudah tutup.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar