Dari masa ke masa, gagasan untuk memberikan pendidikan seks selalu menjadi perdebatan. Pihak yang menolak selalu mengaitkannya dengan keterbukaan informasi tentang seks, yang dikhawatirkan justru memicu pergaulan bebas dan bahkan tindak kekerasan seksual.
Namun dalam kaitannya dengan kasus pemerkosaan di tempat-tempat umum yang belakangan sedang hangat dibicarakan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sugiri Syarief punya pandangan berbeda. Menurutnya, pendidikan seks tetap dibutuhkan.
"Perkosaan atau katakanlah perilaku seks menyimpang di tempat umum terjadi karena ada rangsangan, tapi kemudian tidak ada jalan keluar. Lalu ketika ada kesempatan, oleh pelaku langsung dimanfaatkan," ungkap Sugiri saat berbincang dengan wartawan di kantor BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jumat (16/9/2011).
Lanjut Sugiri, rangsangan itu bisa berwujud apa saja sehingga tidak bisa serta merta menyalahkan obyek yang merangsang. Misalnya ada laki-laki yang terangsang jika melihat lawan jenis yang berpakaian terbuka, namun ada juga yang terangsang hanya karena melihat bibir atau mata.
Oleh karena itu masalah yang harus diatasi bukan terletak pada korban, melainkan pada mindset pelakunya. Sugiri menambahkan, aspek psikologis dalam pendidikan seks juga mengajarkan bagaimana cara mengelola rangsang seks sehingga pelampiasannya tidak harus merugikan orang lain.
"Caranya ya harus dialihkan, misalnya kalau terangsang terus menulis puisi atau melukis. Itu ada tekniknya dalam psikologi, bagaimana agar gairah itu tidak meluap-luap dan bisa dikendalikan," kata Sugiri.
Namun Sugiri menegaskan, bahwa kasus perkosaan seperti yang menimpa seorang karyawati di dalam angkutan umum bukan hanya masalah pendidikan seks. Untuk kasus-kasus yang kabarnya sudah direncanakan itu, polisi yang harus turun tangan karena sudah termasuk kriminal murni.
Sumber : detikhealth.com/read/2011/09/16/145059/1724201/763/pendidikan-seks-bisa-kurangi-kasus-perkosaan?ld991107763
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar