Kasus Kebakaran Meningkat Dibanding 2010

Bookmark and Share

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang Januari hingga September 2011, kasus kebakaran di wilayah kota administrasi Jakarta Timur, sudah mencapai 161 kasus. Jumlah tersebut meningkat lebih tajam jika dibanding tahun 2010 yang hanya 156 kasus.

Kasie Operasi Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, Idris DN, kasus kebakaran pada tahun 2011 ini dipastikan akan bertambah dan lebih meningkat dibanding tahun 2010 lalu.

Saat ini saja kasus kebakaran telah mencapai 161 kasus dan tahun lalu (Januari-Desember) hanya 156 kasus. Sehingga ada lonjakan sebanyak lima kasus kebakaran.

Ia menyebutkan, pada tahun2011 ini kasus kebakaran menyebabkan lima korban meninggal dunia dan lima orang luka-luka. Kemudian jumlah jiwa yang menjadi korban sebanyak 1.420 jiwa dalam 312 KK. Sedangkan pada tahun 2010 lalu, korban meninggal dunia hanya satu orang dengan luka-luka 19 orang. Selanjutnya jumlah korban yang harus kehilangan tempat tinggal sebanyak 476 KK atau 1.716 jiwa.

Dari 161 kasus kebakaran yang terjadi sejak Januari-September 2011 ini adalah, Januari sebanyak 11 kasus, Februari tujuh kasus, Maret 16 kasus, April 14 kasus, Mei 11 kasus, Juni 14 kasus, Juli 28 kasus, Agustus 33 kasus dan September 27 kasus.

"Sedangkan pada bulan Oktober ini data belum masuk," kata Idris.

Sedangkan obyek yang terbakar variatif. Yakni Bangunan perumahan sebanyak 87 kasus, bangunan umum 22 kasus, bangunan industri 12 kasus, kendaraan lima kasus dan lain-lain 42 kasus.

Penyebab terbanyak terjadinya kebakaran ini adalah hubungan arus pendek atau korsleting listrik sebanyak 88 kasus. Menyusul kemudian akibat lampu 10 kasus, kompor 9 kasus, rokok empat kasus dan lain-lain 49 kasus.

Dari kasus tersebut, wilayah terbanyak terjadinya kebakaran adalah Kecamatan Cakung sebanyak 30 kasus. Menyusul kemudian Durensawit 28 kasus, Makasar 18 kasus, Pulogadung 17 kasus, Jatinegara 14 kasus, Kramatjati 14 kasus, Ciracas 14 kasus, Matraman 11 kasus, Cipayung delapan kasus dan Pasarrebo tujuh kasus.

Adapun kerugian materi yang ditimbulkan dari 161 kebakaran itu, setiap bulannya bervariatif. Yakni pada Januari, kerugian materinya sejumlah Rp 1,293 miliar, Februari Rp 1,415 miliar, Maret Rp 1,762 miliar. Kemudian April Rp 1,644 miliar, Mei Rp 1,354 miliar, Juni Rp 933,300 juta, Juli 198 Rp 1,212 miliar. Kerugian materi terbesar terjadi pada Agustus yakni mencapai Rp 4,003 triliun. Sedangkan pada September hanya Rp 1,586 miliar.

"Faktor utama tingginya kasus kebakaran pada tahun 2011 ini adalah karena lamanya musim kemarau. Kemudian adanya masyarakat yang lalai dan kurang kondusifnya lingkungan sekitar," imbuhnya.

Karenanya ia menghimbau agar kasus kebakaran itu tidak terjadi lagi, masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan sejak dini. Matikan listrik, kompor gas dan sumber-sumber lain yang dapat memicu terjadinya kebakaran, jika akan bepergian lama.

Jika terjadi kebakaran, masyarakat harus langsung melaporkan pada petugas pemadam kebakaran, sehingga petugas cepat bertindak. Jika informasi yanag disampaikan lambat maka akan mempengaruhi penanganan kebakaran.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar