Harga Minyak Tanah di Bungo Tembus Rp 16 Ribu per Liter

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Antri-Minyak-Tanah-1.jpg

TRIBUNNEWS.COM, MUARA BUNGO - Harga minyak tanah di tingkat pengecer di Kabupaten Bungo, kini menembus angka Rp 16 ribu per liter. Tak pelak, harga ini membuat para ibu rumah tangga (IRT) menjerit.

Warga Muara Bungo, Yusti (40), mengatakan, harga minyak tanah selama beberapa pekan terakhir terus naik. Saat ini saja, sebutnya, di Muara Bungo harganya telah tembus Rp 12 ribu per liter.

Ia mengaku, sangat terbebani dengan tingginya harga minyak tanah tersebut. Di samping harganya telah mahal, minyak tanah juga sulit didapatkan. "Saya masih mengandalkan minyak tanah untuk memasak. Tapi sekarang harganya mahal," keluh Yusti, ibu rumah tangga kepada Tribun, Sabtu (8/10/2011).

Saat disinggung kenapa dirinya tidak menggunakan gas saja sebagai keperluan sehari-hari. Dia mengatakan, masih takut untuk beralih dari minyak tanah ke gas. "Kita tidak berani, takut terjadi kebakaran karena gas meledak," sebutnya.

Putri, warga lainnya mengatakan, harga minyak tanah di luar kota Muara Bungo, seperti di kecamatan-kecamatan yang jauh dari pusat ibu kota, telah tembus hingga harga Rp 16 ribu per Liter. "Di dusun-dusun minyak tanah dijual seharga Rp 16 ribu per liter," ujarnya.

Menjawab keluhan warga, Kabag Administrasi Perekonomian Setda Bungo, Devi Meiyani mengaku belum begitu mengetahui persoalan penyimpangan harga yang terjadi.

Ia mengatakan, terjadinya kenaikan harga di pengecer disebabkan dampak dari subsidi minyak tanah yang telah dicabut. Sementara minyak non subsidi belum disalurkan kepada pangkalan.

"Di pangkalan minyak sudah tidak dipasok lagi, sehingga minyak tanah susah didapat. Hal itu dimanfaatkan para pengecer yang masih memiliki stok," ujarnya.

Menurutnya, untuk mengatasi hal ini, pada hari Selasa depan pihaknya akan memanggil seluruh camat dan juga pangkalan untuk menjelaskan langsung dari pertamina.

"Nanti kalau memang telah berjalan non subsidi kita akan tetap melakukan pengawasan HET di lapangan," jelasnya.

Dikatakan, pencabutan subsidi minyak tanah telah diberlakukan terhitung 1 Oktober 2011. Katanya, HET minah non subsidi nantinya akan dijual dengan harga Rp 8.303 perliter. Harga tersebut belum termasuk ongkos kirim.

"Kalau telah termasuk ongkos kirim diperkirakan harga minyak tanah akan dijual Rp 8.500, dan sampai di tangan konsumen bisa mencapai Rp 9.000," ujarnya sembari mengatakan untuk patokan harga perliternya, akan disesuaikan dengan flat Singapura.

Untuk mengatasi gejolak masyarakat terhadap pengurangan suplai minyak tanah, pihaknya telah memohon untuk penundaan penarikan minyak subsidi dengan menyurati kementrian ESDM.

Dalam surat mereka tersebut disampaikan, sebagian besar masyarakat Bungo masih sangat membutuhkan minyak tanah, baik untuk memasak maupun untuk penerangan. Mereka juga menyampaikan, sosialisasi elpiji 3 kg belum optimal. Sehingga sebagian masyarakat penerima paket bantuan tersebut belum mempergunakan elpiji 3 kg.

"Tapi hingga saat ini belum ada jawaban. Pihak provinsi Jambi juga masih menunggu jawaban ESDM dan pertamina pusat, jadi kita pemkab juga menunggu," ujarnya.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar