TRIBUNNEWS.COM, BONE - Komisi D DPRD Kabupaten Bone, Sulsel, yang membidangi pendidikan dan kesehatan berencana memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) terkait kasus empat murid SD yang diduga dipukul gurunya.
Rencana pemanggilan instansi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan tersebut disampaikan Ketua Komisi D DPRD Bone, Andi Darwis Masilindri, Minggu (9/10/2011).
Meski Darwis mengaku baru mendengar persoalan tersebut, politisi senior PAN Bone ini meyebut pemukulan guru terhadap murid tidak bisa dibenarkan. "Saya kira ada model pendidikan lain selain memukul. Kalau setiap ada persoalan langsung memukul, berarti kecerdasan sebagai seorang guru tidak ada. Pemukulan itu tidak mendidik," ujarnya.
Komisi D juga akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui duduk persoalan. "Sebelum dewan mengambil keputusan lebih jauh, kami akan mencari tahu persoalan sebenarnya," tutur Darwis.
Rencanannya, Komisi D akan mengundang dinas terkait pada Senin (10/10/2011) untuk menyelesaikan permasalahan yang mencoreng dunia pendidikan ini.
Kasus pemukukan guru terjadi di SDI 6/175 Watampone pada Kamis pekan lalu. Namun, berita mengenai pemukulan mencuat saat orang tua salah satu murid melaporkan kasus pemukulan ke Mapolsek Tanete Riattang, Jumat lalu.
Berdasarkan laporan korban, kejadian pemukulan terjadi di ruang kelas V SDI 6/175 Watampone, Kabupaten Bone, Sulsel. Para murid dipukul salah seorang guru kelas II bernama Winaryani lantaran merusak alat peraga di kelas yang diasuhnya. Guru yang jengkel dengan kelakukan keempat murid kelas V mendatangi kelas dan melakukan kekerasan.
Seorang murid mengaku kepalanya dibenturkan ke papan tulis. Sang guru juga disebut menendang dan mencakar empat murid SD. Sementara itu, Kepala Sekolah SDI 6/175 Watampone membantah terjadi pemukulan di sekolahnya. Menurutnya, keempat murid hanya ditegur karena merusak alat peraga.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar