Rujak Cingur: Extreme Cuisine Kebanggaan Surabaya

Bookmark and Share
http://images.detik.com/content/2011/09/16/933/mbbahmadjaisctt.jpg
Surabaya - Sebagai putra Surabaya, sejak dulu saya sangat suka rujak cingur. Herannya, bagi banyak orang luar Jawa Timur, rujak cingur ternyata adalah termasuk extreme cuisine. Bukan rujaknya yang membuat orang enggan mencicipinya, melainkan cingurnya – yaitu bagian moncong sapi.

But, what's wrong with cingur? Apa bedanya dengan buntut, misalnya? Mengapa orang suka sup bibir ikan, tetapi menganggap bibir sapi sebagai sesuatu yang revolting?

Sulit untuk memilih mana rujak cingur terbaik di Surabaya, mengingat begitu banyak penjaja rujak cingur dengan kualitas yang rata-rata baik. Kesulitan kedua adalah mengingat bahwa selera kita sangat berbeda untuk menentukan mana rujak cingur yang paling kita sukai. Ada yang berpendapat bahwa rujak cingur yang baik justru bila petisnya adalah jenis murahan, sehingga menghasilkan sambal yang bercita rasa sangar atau cadas. Ada pula yang bahkan menganggap bahwa petis Madura – berwarna agak merah kecoklatan – adalah yang paling cocok untuk membuat rujak cingur.

Nomenklatur rujak sendiri sebetulnya kurang tepat karena rujak cingur adalah gabungan antara buah, sayur, dan protein. Sayur yang dipakai biasanya adalah kangkung, kacang panjang, dan tauge. Ditambah irisan bengkuang, timun, mangga muda, dan kedondong. Kadang-kadang juga ditambah nanas. Sedangkan proteinnya adalah irisan tempe dan tahu goreng, serta cingur rebus yang kemudian digoreng. Semua ini disiram dan diaduk dalam sambal petis, dan disajikan dengan krupuk putih.

Rujak cingur paling mahal di Surabaya adalah Rujak Cingur Akhmad Jais yang juga sering disebut sebagai Rujak Cingur Plampitan, karena nama jalan itu dulunya memang Jalan Plampitan. Tetapi, rujak cingur yang satu ini juga punya sebutan lain, yaitu Rujak Cingur Hong Kong. Soalnya, banyak warga Surabaya yang kini bermukim di Hong Kong dan selalu membungkus rujak ini untuk dibawa pulang ke Hong Kong sebagai oleh-oleh. Cik Giok Tjoe, pemilik warung ini, kini sudah sepuh. Warung ini diteruskan oleh putri-putrinya yang tetap setia menggeluti usaha.

Harga rujak cingur "Hong Kong" ini Rp 37.500 per porsi, dengan irisan cingur yang generous. Para penggemar die hard biasanya malah membayar porsi yang Rp 50 ribu karena minta ekstra cingur.

Rujak cingur favorit lain berlokasi di Jalan Genteng Durasim, di pusat kota. Di sini harganya tidak terlalu mahal. Menu lain yang juga populer di sini adalah sop buntut yang cocok untuk meredam pedasnya rujak cingur.

Ada lagi satu depot rujak cingur yang digemari orang Surabaya, sekalipun lokasinya jauh di Sedati, Sidoarjo, tidak jauh dari bandara. Di Rujak Cingur Sedati ini juga tersedia rujak tolet, rujak gobet, tahu campur, dan lain-lain. Sambal rujak cingurnya juga istimewa, merupakan campuran dari tujuh jenis petis. Di sini juga ada rujak cingur dengan petis Madura yang berwarna kemerahan.

Ya, rujak cingur memang harus lebih dimengerti, agar sajian istimewa ini dapat dinikmati oleh lebih banyak orang.
Sumber : .detikfood.com/read/2011/09/16/114058/1723916/933/rujak-cingur-extreme-cuisine-kebanggaan-surabaya?d992201933

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar