PPP: "Reshuffle" Jangan karena Tekanan

Bookmark and Share
http://assets.kompas.com/data/photo/2010/10/07/1738356620X310.jpg

JAKARTA, KOMPAS.com — Mengemukanya kembali wacana reshuffle atau perombakan kabinet mengundang komentar partai. Termasuk Partai Persatuan Pembangunan yang menempatkan kadernya di Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sekretaris Jenderal PPP Mohammad Romahurmuziy menyampaikan, jika reshuffle dilakukan, harus sesuai kebutuhan Presiden. Bukan akibat tekanan kelompok-kelompok kepentingan. "Evaluasi kinerja hanya berujung dua, terus tetapi tingkatkan kinerja atau ganti. Persoalannya harus diidentifikasi oleh Presiden, siapa yang bertanggung jawab terhadap rendahnya serapan anggaran. Seluruh menterikah atau menteri tertentu?" kata Romahurmuziy di Jakarta, Jumat (16/9/2011).

Menurut Romi, panggilan Romahurmuziy, reshuffle adalah pisau bermata dua. Mata pertama untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik terhadap sebuah rezim. "Kenyataannya hari ini tingkat kepercayaan kepada pemerintah sudah menurun dibandingkan dengan ketika pertama kali dibentuk sehingga kebutuhan untuk meningkatkan kepercayaan itu menjadi sahih," kata Romi. Mata kedua untuk meningkatkan kinerja kabinet.

Kendati evaluasi UKP4 terhadap kontrak kinerja juga menghasilkan rapor biru dan merah, bagi PPP, jika reshuffle dilakukan, harus didasarkan atas ukuran yang jelas. "Jangan karena like and dislike," kata Romi.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar