Dokter Aisha Dikawal Relawan Bersenjata

Bookmark and Share
http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Aisha-Wardhana.jpg

Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aisha Wardhana merupakan dokter spesialis bedah plastik lulusan dari Universitas di Jepang. Walau demikian, relawan Aksi Cepat Tanggap untuk Kemanusiaan yang dikabarkan diculik pasukan bersenjata di Somalia, Afrika tidak membuka praktik di Indonesia. Kini, kabar yang menyebut diculik pasukan bersenjata di Somalia mencurigakan, karena dia pun selalu dikawal relawan bersenjata juga.

Aktifis Aksi Cepat Tanggap Sugi Hartano mengungkap dokter itu tidak bisa melayani pasien secara pribadi karena terkendala masalah perizinan. "Katanya enggak mendapat persamaan gelar di Indonesia, sehingga tak bisa buka praktik," kisah Sugi.

Sugi memang tidak mengetahui banyak latar belakang Aisha. Dan siapa pun relawan yang masuk ACT, tidak mempersoalkan latarbe lakangnya. Dari obrolan, diketahui Aisha bersama suaminya Bustanul Arifin tinggal di Karawang. Ia disebut-sebut bekerja di beberapa rumah sakit di Karawang.

Cukup aneh memang jika Aisha tak membuka praktik di Indonesia. Dari ceritanya, Ugi hanya tahu kalau Aisha tak memiliki izin praktik.

Mentereng dengan status sebagai dokter spesialis bedah plastik tak menutup jiwa petualangan Aisha Wardhana. Hidupnya tak melulu terkungkung melayani pasien di ruang beberapa rumah sakit di Karawang, Jawa Barat. Dokter bertubuh tambun ini dikenal relawan jempolan.

Belum lama nama Aisha masuk sebagat daftar relawan Aksi Cepat Tanggap, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang konsentrasi pada masalah kemanusiaan seperti bencana alam dan sosial. Biarpun baru bergabung sebagai relawan, sosok Aisha mudah dikenali dalam pergaulan rekan-rekan ACT yang berbasis di Ciputat, Tangerang Selatan.

"Sejauh yang saya kenal sejak dia ikut menjadi relawan waktu Merapi meletus, pantas kalau dia menjuluki dirinya 'The Fighter,'" kisah Manajer Komunikasi ACT Sugih Hartanto saat menerima Tribunnews.com di kantor ACT, Selasa (6/9/2011) pagi.

Tim ACT bersama Zamzam Foundation turut mencari keberadaan Aisha. Zamzam dikenal sebagai LSM terbesar di Mogadishu. Uniknya, para relawan Zamzam dan lainnya di sana tak pernah lepas dari senjata. Selain memperjuangkan misi kemanusiaan, mereka juga harus menjaga keamaan dari para pemberontak.

"Dari info LSM lokal di sana enggak ada kabar Aisha berada di Somalia. Sementara dari BBM yang dipegang Ettoundi, hilangnya Aisha di antara Nairobi dan Mogadishu," cerita Ugi. Sampai saat ini ia belum bisa berkomunikasi langsung dengan Aisha.

Bisa dibilang, Ugi menyangsikan kabar Aisha benar-benar kena tembak. Dari cerita Ettoundi, Aisha ditemuka di Rwanda, lalu dibawa ke Johannesburg dan kemudian dibawa ke Qatar. Kabar terakhir, Aisha sedang dalam proses menunggu kepulangan ke Indonesia.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar